Tetap Waspada Ancaman Siber

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • Freepik

Jakarta, VIVA – Lanskap ancaman keamanan siber terus berkembang seiring munculnya pelaku, teknologi, dan ancaman baru, yang menciptakan dunia yang tidak pasti bagi organisasi dan masyarakat dengan potensi jebakan bahkan saat membuka email.

Ancaman Siber Jadi Momok di 2025, Publik Khawatirkan Risiko Data Bocor hingga Keamanan Finansial

Profesional keamanan siber harus tetap waspada dan mengantisipasi skema, ancaman, dan strategi yang berkembang pesat oleh penjahat siber yang memanfaatkan teknologi sumber terbuka dan menjadi semakin canggih.

Berdasarkan temuan dari Laporan Analis Respons Insiden Kaspersky 2023, skala ancaman siber saat ini menunjukkan bahwa 75 persen upaya serangan siber mengeksploitasi Microsoft Office.

Indonesia Nomor 2 Terbanyak Diserang

Dalam hal vektor infeksi, 42,3 persen upaya yang berhasil menggunakan aplikasi yang tersedia untuk umum dengan 20,3 persen menggunakan akun yang disusupi sementara hanya 8,5 persen menggunakan kredensial brute force.

Terkait vektor infeksi, sebagian besar serangan dilakukan oleh penyerang yang menggunakan kredensial yang dicuri atau dibeli sebelum melakukan serangan protokol desktop jarak jauh (RDP), email phishing yang memuat lampiran dan tautan berbahaya, serta file berbahaya pada sumber daya publik yang meniru template dokumen.

4,6 Juta Serangan ke Indonesia Berhasil Digagalkan

Di sisi positifnya, upaya serangan siber turun hingga 36 persen pada Q1 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022.

Setelah mengalami serangan siber, akibatnya 33,3 persen organisasi mendapatkan data mereka dienkripsi, 21,1 persen mengalami pencurian data, dan 12,2 persen mengalami direktori aktif yang disusupi.

Layanan keamanan Kaspersky mendeteksi lebih dari 411 ribu sampel malware unik setiap hari pada tahun ini, yang merupakan peningkatan lebih dari 403 ribu setiap hari di tahun lalu.

Untuk tahun ini, ancaman siber yang sedang tren saat ini terutama adalah serangan rantai pasokan (6,8 persen) dan upaya phishing yang ditargetkan (5,1 persen) yang tetap menjadi ancaman yang jelas dan nyata bagi bisnis.

“Pemerintah menjadi target paling produktif oleh pelaku ancaman diikuti oleh manufaktur dan lembaga keuangan dengan risiko ancaman siber terbesar adalah ransomware dan sabotase siber,” kata Igor Kuznetsov, Direktur Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky.

Ilustrasi Harbolnas.

Waspada Jelang Harbolnas

Waspada menjelang Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

img_title
VIVA.co.id
10 Desember 2024