Mengungkap Mitos Digital

Ilustrasi mitos.
Sumber :
  • shutterstock.com

Jakarta, VIVA – Studi ‘Excitement, Superstition and great Insecurity – How global Consumers engage with the Digital World’ mengungkap pandangan kontroversial di antara pengguna mengenai perlindungan informasi atau data pribadi mereka.

Jadi Jembatan Kebutuhan Bisnis dengan Teknologi

Misalkan, 49 persen responden menganggap menutup webcam perangkat digital telah menjaga privasi. Pada saat yang sama, 40 persen meyakini mode penyamaran internet (incognito) bisa melindungi aktivitas online mereka.

Angka-angka ini mencerminkan bahwa masih menjadi sebuah tantangan untuk membedakan mana yang aman dan tidak.

Tidak Main-main dengan Data Pribadi

Meskipun telah puluhan tahun menggunakan perangkat digital dan mengakui keamanan siber sebagai masalah nyata dan kritis, membedakan antara apa yang aman dan apa yang tidak masih sulit.

Survei terbaru Kaspersky ‘Excitement, Superstition and great Insecurity – How global Consumers engage with the Digital World’ menunjukkan bahwa pengguna dapat bersikap kontradiktif dalam kebiasaan dan sikap mereka terhadap privasi digital.

Selangkah Lebih Maju dari Penjahat Siber

Di satu sisi, 49 persen percaya bahwa menutup webcam pada perangkat merupakan tindakan yang cukup efektif untuk melindungi privasi mereka.

Tapi, sisi lain, hampir setengah responden (44 persen) bermain game mini online dan mengikuti tesnya untuk bersenang-senang, mengirimkan data pribadi mereka ke sumber yang tidak dapat dipercaya untuk mengakses game tersebut, dan memposting hasilnya di media sosial, melibatkan teman-teman mereka dalam lingkaran berbagi data pribadi yang ceroboh.

Separuh dari semua pengguna khawatir bahwa asisten suara mungkin terus-menerus mendengarkan dan mengumpulkan informasi atau data pribadi.

Sebagai tanggapan, hampir sepertiga responden (28 persen) terpaksa mengalihkan perangkat mereka ke mode pesawat selama percakapan pribadi yang penting.

Pada saat yang sama, 40 persen pengguna secara keliru percaya bahwa mengaktifkan mode penyamaran membuat mereka sama sekali tidak terlihat saat online.

Selain itu, 24 persen yang mengejutkan bersedia mengeklik tautan yang tidak dikenal di messenger, yang berpotensi membahayakan keamanan mereka.

"Penelitian kami menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang terinformasi dengan baik terhadap keamanan siber dan privasi digital. Untuk memastikan keselamatan dan perlindungan, penting untuk mempertahankan pola pikir kritis, hanya mengandalkan sumber dan fakta yang terverifikasi," ungkap Analis Konten Web Kaspersky Anna Larkina.

Hal ini berarti mengabaikan teknik dan mitos digital yang belum terbukti. Lebih jauh lagi, penerapan solusi keamanan komprehensif yang menawarkan perlindungan kuat terhadap berbagai ancaman dan risiko dapat terbukti sangat berharga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya