Target Mengurangi 40 Persen Emisi Karbon
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Emisi karbon mengacu pada pelepasan gas karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer.
Gas-gas ini terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, serta dari kegiatan manusia lainnya seperti deforestasi, pertanian, dan industri.
Dalam rangka menanggulangi perubahan iklim, Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Hal ini tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yang diperbarui pada 2021.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pencapaian target tersebut, antara lain meningkatkan bauran energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan melestarikan hutan, mengembangkan kendaraan listrik, dan menerapkan program penghijauan.
Sub-holding Perkebunan PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, optimistis mampu berkontribusi mengurangi 40 persen emisi karbon di 2030, dan mencapai net zero emission (NZE) sebelum 2060.
Dengan bisnis yang ada saat ini, Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Krisna Santosa mengungkapkan total emisi karbon yang diproduksi PTPN Group adalah 2,35 juta ton CO2 equivalen pada 2030.
Untuk itu, ia sudah melakukan berbagai inisiatif dekarbonisasi, yakni suatu upaya yang dapat membatasi produksi karbondioksida yang menjadi faktor kunci dalam menangani perubahan iklim.
"Emisi karbon yang sebagian besar datang dari gas methane yang keluar dari limbah cair. Dengan 7 Pembangkit Biogas PalmCo yang telah beroperasi saat ini maka mampu meng-capture methane, lalu dikonversi menjadi energi baru terbarukan. Saat ini, kita sudah berhasil membatasi 150 ribu ton CO2 equivalen," katanya.
Selain membatasi emisi yang dihasilkan, dengan luas sawit tertanam 523 ribu Ha maka mampu menyerap 6 juta ton karbon per tahunnya. Ia menargetkan 50 pabrik sawit sudah memiliki fasilitas energi baru terbarukan.
“Ke depannya, akan ada penambahan jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, lalu Biogas Cofiring, hingga Bio CNG yang mampu menurunkan sebesar 937 ribu CO2 equivalen atau hampir 40 persen dari 2,35 juta ton emisi PTPN Group. Bersama kita mampu mewujudkan net zero emission, bahkan lebih cepat dari tahun 2060," ungkap Jatmiko.