Sehat dan Tua Manusia dapat Dilihat dari Cara Berjalan

Ilustrasi jalan kaki.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tekno – Berjalan mungkin terlihat sederhana, tetapi sebenarnya melibatkan banyak sinyal antara otak dan otot-otot di tubuh kita, mulai dari lengan hingga kaki.

Pesan Positif Astrellita Wijaya, Dari Influencer Gaya Hidup ke Ahli Kesehatan Mental

Proses ini sangat kompleks dan dapat memberikan petunjuk penting tentang kesehatan kita, terutama seiring bertambahnya usia.

Saat kita bertambah tua, otot-otot kita mulai kehilangan massa, kekuatan, dan kualitas. Fenomena ini dikenal sebagai sarcopenia, yang biasanya mulai terjadi di usia empat puluhan.

Dampak Buruk Perubahan Iklim bagi Lingkungan dan Manusia Makin Meningkat, Menurut WMO

Selain itu, sistem saraf kita juga mengalami penurunan fungsi, atau yang disebut dengan atrofi saraf, di mana saraf-saraf di seluruh tubuh mulai bekerja kurang efisien dan jumlahnya menurun.

Diperkirakan bahwa kita kehilangan sekitar 0,1 persen neuron (sel saraf) setiap tahun antara usia 20 dan 60, dan kehilangan ini meningkat setelahnya.

WMO Mengungkap Bahaya Polusi Udara dan Perubahan Iklim yang Saling Memperburuk

Ilustrasi Jalan Kaki

Photo :
  • Freepik

Studi menunjukkan bahwa kecepatan berjalan seseorang pada usia 45 tahun bisa menjadi indikator kuat kesehatan fisik dan mental di masa depan, seperti dilansir dari Science Alert.

Misalnya, ada penurunan kecepatan berjalan yang terlihat setelah seseorang melewati usia 60 tahun. Penurunan ini bisa menjadi tanda awal kondisi neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson.

Parkinson mempengaruhi cara otak mengirimkan pesan ke otot, yang membuat gaya berjalan menjadi lebih lambat dan tidak stabil. Selain itu, penurunan kemampuan berjalan juga bisa terkait dengan masalah kesehatan lainnya.

Misalkan, kondisi yang disebut "foot drop" terjadi ketika otot-otot di depan tulang kering tidak mampu mengangkat kaki dengan baik saat melangkah, sehingga jari-jari kaki menyentuh tanah dan menyebabkan risiko tersandung. Ini bisa disebabkan oleh kerusakan saraf akibat diabetes atau kebiasaan duduk dalam posisi tertentu terlalu lama.

Ilustrasi Jalan Kaki

Photo :
  • Freepik

Jika Anda merasa sakit di otot gluteal (pantat) dan sepanjang belakang kaki hingga betis saat berjalan, tetapi rasa sakitnya hilang saat berhenti bergerak, ini bisa jadi tanda penyakit arteri perifer. Kondisi ini terjadi karena penyempitan arteri yang menghambat aliran darah ke kaki, menyebabkan otot kekurangan oksigen saat bergerak dan menimbulkan rasa kram.

Gaya berjalan yang tidak stabil juga bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Vitamin ini penting untuk menjaga kesehatan saraf. Kekurangannya bisa menyebabkan masalah keseimbangan dan gaya berjalan yang terhuyung-huyung. Beruntung, kondisi ini bisa diatasi dengan suntikan vitamin B12 atau dengan mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B12 seperti daging, ikan, telur, dan produk susu.

Masalah telinga bagian dalam seperti labyrinthitis juga bisa menyebabkan masalah keseimbangan sementara. Infeksi ini mengganggu sinyal dari telinga ke otak, sehingga sulit bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan.

Seiring bertambahnya usia, berjalan memang bisa menjadi lebih sulit. Namun, jika Anda mengalami perubahan signifikan seperti lebih sering tersandung, terhuyung-huyung, atau kesulitan berjalan dalam waktu singkat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya