Ada 'Lubang Kehidupan' di Bulan

Ilustrasi Bulan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – Kemungkinan adanya gua besar di dasar kawah yang dalam di Bulan dapat melindungi manusia dari bahaya lingkungan selama ekspedisi panjang, menurut sebuah penelitian yang dipimpin Italia.

Dampak Buruk Perubahan Iklim bagi Lingkungan dan Manusia Makin Meningkat, Menurut WMO

Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Jurnal Nature Astronomy memaparkan data radar yang dikumpulkan oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) pada 2010.

Sebagian isinya menunjukkan bahwa lubang Mare Tranquillitatis (Laut Ketenangan) dapat menjadi pangkalan potensial untuk eksplorasi satelit alami Bumi di masa depan.

Spesiesisme, Isu Moral yang Mendasari Hubungan Manusia dengan Hewan

Kawah ini merupakan fitur penting yang berjarak sekitar 400 km dari Tranquility Base, tempat misi Apollo 11 mendarat pada 1969.

Kawah ini merupakan lubang Bulan terdalam yang diketahui, diperkirakan berada 100 meter di bawah permukaan.

Dampak Bulan Menjauh dari Bumi

Data yang dikumpulkan oleh Mini-RF LRO menunjukkan bahwa itu mungkin sebenarnya adalah "langit-langit" yang menggantung di lantai miring sebuah gua dengan kedalaman 150 meter, lebar 45 meter, dan panjang 80 meter, Lorenzo Bruzzone, dari Universitas Trento di Italia.

Gua itu "mungkin merupakan tabung lava kosong" dan dapat menjadi tempat tinggal manusia. Mungkin juga terdapat cadangan air beku di dalamnya, sumber daya yang berharga untuk misi berawak apapun.

Permukaan Bulan terpapar berbagai faktor yang membahayakan manusia, termasuk radiasi ruang angkasa, sinar kosmik, dan mikrometeorit.

Menyembunyikan pangkalan di bawah tanah merupakan salah satu cara yang diusulkan untuk mengurangi risiko tersebut.

Para ilmuwan telah lama berteori bahwa beberapa lubang di Bulan mungkin mengarah ke gua lava yang dapat berfungsi sebagai tempat pembuangan.

Namun, stabilitasnya mungkin terbukti menjadi masalah, dengan dinding dan langit-langit yang memerlukan penguatan.

"Keuntungan utama gua adalah menyediakan bagian struktural utama bagi kemungkinan basis manusia tanpa memerlukan aktivitas konstruksi yang rumit," kata Leonardo Carrer, penulis pertama studi, seperti dikutip dari situs Russia Today, Rabu, 17 Juli 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya