Miris! Indonesia Kekurangan Ahli Keamanan Siber, Kalah dari Vietnam

Ilustrasi keamanan siber.
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

VIVA Tekno – Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam dunia keamanan siber atau cyber security, terutama kekurangan talenta / ahli di bidang ini.

Digitalisasi Ekstrem: Ketika Warga Negara Hanya Menjadi Data di Tiongkok

Berdasarkan laporan dari Help Net Security, total ada sebanyak 279 juta serangan siber terjadi dan 34 persen di antaranya tidak terdeteksi pada tahun lalu.

Di Indonesia, banyak organisasi masih kurang mampu mendeteksi dan merespons serangan siber dengan efektif, yang menjadikan serangan seperti penipuan, pemerasan, serta peretasan digital pada sistem perusahaan sering terjadi.

Perempuan Bergerak Lindungi Ruang Digital

Founder Cisometric, Hana Abriyansyah

Photo :
  • VIVA/Trisya Frida
Kepala BSSN Sebut Serangan Ransomware Jadi Ancaman Utama di Pilkada 2024

Cisometric, penyedia solusi keamanan siber, memiliki misi membantu organisasi dan perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan level keamanan siber.

Pendiri Cisometric Hana Abriyansyah menekankan pentingnya meningkatkan kemampuan menangkal serangan siber di Indonesia yang saat ini masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan bahkan Vietnam.

Menyikapi masalah kurangnya ahli keamanan siber di Indonesia, Cisometric juga berkomitmen untuk membantu menumbuhkan generasi baru di industri ini.

Ilustrasi hacker atau serangan siber.

Photo :
  • Dok. Kaspersky

Menurutnya, jumlah ahli keamanan siber di Indonesia masih sangat sedikit, yang menjadi masalah bukan hanya untuk perusahaan tetapi juga untuk berbagai organisasi lainnya.

“Di situ masalahnya. Bukan hanya untuk perusahaan tapi untuk banyak organisasi-organisasi lain termasuk untuk masalah lain juga yang berkaitan dengan cyber security,” ungkapnya di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024.

Untuk mewujudkan misi tersebut, Cisometric diketahui sedang menjajaki kerja sama dengan salah satu universitas terbesar di Indonesia.

Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan pelatihan dan kurikulum keamanan siber ke dalam program pendidikan universitas.

Langkah ini diharapkan dapat membantu membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan keamanan siber di masa depan.

Rencananya, kerja sama ini akan dimulai pada September 2024. Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan Indonesia dapat memperkuat pertahanan siber nasional dan menghasilkan lebih banyak talenta yang ahli di bidang keamanan siber. Ini merupakan langkah penting untuk mengurangi kerentanan terhadap serangan siber dan meningkatkan keamanan digital di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya