Cara Hacker Brain Cipher Bobol PDNS 2, Ternyata Mudah Banget

Seorang hacker/peretas mencoba membongkar keamanan siber.
Sumber :
  • ANTARA/Shutterstock/am.

VIVA Tekno – Kelompok hacker atau peretas Brain Cipher, yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2, akhirnya menepati janji dengan mengembalikan data yang diretas dengan menyediakan tautan kunci dekripsi secara gratis.

PDNS Sempat Diretas, Menko Polhukam: Layanan Publik Digital sudah Kembali Normal

Serangan siber yang mereka lakukan diketahui menggunakan ransomware jenis Brain Cipher. Setelah memberikan tautan kunci dekripsi sesuai janji mereka, Brain Cipher juga mengungkapkan alasan di balik serangan tersebut.

Mereka menjelaskan bahwa pusat data atau data center adalah industri berteknologi tinggi yang memerlukan investasi besar. Biaya yang diperlukan untuk membangun data center, bahkan sangatlah tinggi.

Geger Pengakuan Hacker, Situs Pemerintah Jadi Mainan untuk 'Skill Test' Anak Baru

Jokowi Tegaskan Semua Server Harus Punya Backup Data

Menurut mereka, seharusnya tidak sembarang orang dapat mengurus data center. Mereka yang bertanggung jawab harus memahami seluk-beluk bisnis ini dan cara mengelolanya dengan benar agar keamanan datanya tidak lemah.

“Mengapa kami menyerang pusat data? Seperti yang Anda ketahui, pusat data adalah industri teknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar, dan setiap orang yang menjalankan bisnis ini harus mengetahuinya,” keterangan yang ditulis kelompok peretas Brain Cipher dalam akun @stealthmole_int di X (dulunya Twitter) yang dikutip pada Kamis, 4 Juli 2024.

Ilustrasi hacker.

Photo :
  • Freepik

Mereka menambahkan 99 dari 100 perusahaan di industri ini harus membayar jika mereka berada dalam situasi putus asa seperti itu.

Dalam kasus PDNS 2, Brain Cipher mengklaim bahwa serangan ini sangat mudah dilakukan sehingga mereka hanya memerlukan sedikit waktu untuk mengakses dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi.

“Dalam kasus ini, serangannya sangat mudah sehingga kami hanya memerlukan sedikit waktu untuk membongkar data dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi,” jelas mereka.

Kelompok peretas atau hacker ini juga menekankan bahwa seharusnya ada standar yang lebih tinggi dalam mengelola data center, mengingat besarnya investasi yang diperlukan dan pentingnya menjaga keamanan data. 

Tim peretas juga menyatakan bahwa ini adalah pertama dan terakhir kalinya mereka memberikan kunci kepada korban secara cuma-cuma. “Ini adalah pertama dan terakhir kalinya korban menerima kunci secara gratis,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya