Kualitas dan Produktivitas Harus Didukung dengan Akses Modal hingga Teknologi

Ilustrasi petani milenial / melek teknologi pertanian.
Sumber :
  • STEINBAUER Performance

Jakarta – Peran pemerintah, industri, dan lembaga keuangan sangat dibutuhkan dalam penyediaan akses modal, teknologi, serta pelatihan.

Modal Asing Masuk RI Capai Rp 19,69 Triliun pada Minggu IV Juni

Selain itu, kualitas dan produktivitas juga penting untuk ditingkatkan melalui penerapan praktik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Ini semua tujuannya untuk pengembangan perkebunan dan petani sawit rakyat. Pentingnya kolaborasi/kemitraan antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam mengembangkan perkebunan sawit yang berkelanjutan secara ekonomi sosial dan lingkungan," kata Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Ahli Madya Bidang Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua, Anike Rawar.

Indonesia Punya Potensi Besar jadi Negara Adidaya Energi Hijau

Menurutnya, optimisme peran dan kontribusi positif kelapa sawit di tanah Papua semakin menggeliat.

Untuk itu, Anike berharap kepada semua investor yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua, Papua Selatan, dan Papua Tengah agar tidak semata-mata mementingkan kebun inti milik perusahaannya, namun mengutamakan kepentingan masyarakat.

Jadi Bagian Ekonomi Masa Depan, Pemerintah Didorong Akomodir Regulasi Blockchain dan Kripto

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit.

Photo :
  • Dok. Istimewa

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit.

Photo :
Senada, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Gulat Manurung mengaku pentingnya kelembagaan dan kemitraan kelapa sawit. Karena, keduanya merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

 

Menurut dia, kelembagaan dan kemitraan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya tidak bermitra kepada orang, namun pada sebuah lembaga.

Maka, lewat kelembagaanlah program diajukan dan ditanggapi oleh badan sawit Indonesia. Gulat juga mengingatkan bahwa petani sawit harus punya pandangan ke depan.

"Apa yang mau disiapkan. Contohnya, Kabupaten Keerom mau replanting. Kami ajukan 1.000 hektare, nah, kita gotong-royong selesaikan. Tapi, kalau tidak ada usulan dari bawah bagaimana saya mencari kalian para petani sawit. Mereka harus bikin proposal yang realistis," tuturnya, menerangkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya