Pasien Pertama Tanam Chip Otak Neuralink, Jago Main Game
- Yahoo Tech
VIVA Tekno – Awal tahun ini, Noland Arbaugh menjadi pasien pertama yang menerima chip otak yang ditanamkan oleh Neuralink, startup milik Elon Musk.
Pria berusia 29 tahun ini mengalami kelumpuhan setelah kecelakaan menyelam delapan tahun lalu, yang membuatnya kehilangan kendali atas anggota tubuhnya.
Namun, berkat chip seukuran baterai koin yang ditanamkan di tengkoraknya, kini Noland Arbaugh dapat menggerakkan kursor komputer hanya dengan pikirannya.
Teknologi ini memang memiliki risiko, namun juga memberikan harapan besar bagi orang-orang seperti Arbaugh untuk menjalani hidup yang lebih mandiri dan bermakna.
Dalam penampilan terbarunya di acara Joe Rogan Experience, Arbaugh berbagi tentang kemampuan barunya dalam bermain game yang luar biasa.
"Saya pada dasarnya memiliki aimbot di kepala saya," kata Arbaugh kepada Rogan, merujuk pada bot yang secara otomatis mengunci target dalam video game, dikutip dari Yahoo Tech, Kamis, 27 Juni 2024.
"Mereka mungkin akan membuat liga berbeda untuk orang seperti saya karena ini tidak adil,” tambahnya.
Rogan pun penasaran dan bertanya, "Wow, apakah seakurat itu?"
Arbaugh menjawab, "Seakurat itu dan lebih cepat. Kadang-kadang, ini sangat bagus sehingga bergerak bahkan sebelum saya berpikir untuk bergerak. Jika Anda berpikir untuk menggerakkan tangan Anda, sinyal pada dasarnya sudah dikirim sebelum Anda menggerakkan tangan Anda,” jawabnya.
Meskipun game seperti Call of Duty masih terlalu sulit untuk Neuralink saat ini, Arbaugh telah berhasil memainkan banyak game lainnya, termasuk Civilization VI dan Mario Kart.
"Dalam beberapa tahun ke depan, saya pikir saya akan bisa memainkan apa pun yang orang lain mainkan," tambah Arbaugh.
Namun, pengalaman Arbaugh dengan chip otak ini tidak selalu berjalan mulus. Awal tahun ini, ia mengalami masalah kehilangan kontrol atas kursor.
Neuralink menemukan bahwa beberapa benang yang dimasukkan ke dalam korteks motornya mulai mundur seiring waktu, kemungkinan disebabkan oleh udara yang terjebak di tengkoraknya setelah operasi.
Sebagai solusi, perusahaan berencana menanamkan kabel tersebut lebih dalam ke otak pasien berikutnya.
Selain bermain video game dengan refleks super cepat, Arbaugh juga mempertimbangkan sisi negatif dari memiliki perangkat keras di otaknya.
Ia menyebutkan bahwa banyak orang bertanya apakah perangkat tersebut bisa diretas, dan ia mengakui bahwa jawabannya adalah bisa.
Namun, menurutnya, saat ini meretas perangkat tersebut tidak akan banyak berpengaruh. Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah kemampuan untuk mengontrol kursor di layarnya dan membuatnya melihat hal-hal aneh.