Tanda-tanda Kehidupan Ditemukan di Danau Alien

Lautan metana yang membentang di Titan, Bulan terbesar Saturnus.
Sumber :
  • (NASA/JPL-Caltech/ASI/Cornell)

VIVA Tekno – Titan, bulan terbesar Saturnus, telah lama memikat para ilmuwan dengan danau-danau anehnya yang terdiri dari metana dan etana cair.

BPBD Ingatkan Pesisir Jakarta Harus Waspada Banjir Rob pada 18-24 Juni

Temuan terbaru menunjukkan bahwa permukaan danau ini mungkin dipenuhi oleh gelombang yang mengikis garis pantai, memberi petunjuk penting tentang kemungkinan adanya kehidupan di tempat yang jauh ini.

Ditemukan oleh astronom Belanda Christiaan Huygens pada 1655, Titan menyimpan rahasia yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, permukaan Titan tetap tersembunyi di balik atmosfer tebal yang kaya metana.

Jokowi Wanti-wanti Jajaranya Dampak Gelombang Panas: Dunia Akan Alami Kelaparan Berat

Titan bulan milik Saturnus.

Photo :
  • NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
PBB Wanti-wanti Dunia Menuju Neraka Iklim, Jokowi: Ngeri

Pada 1944, Gerard Kuiper, seorang astronom Amerika, mengonfirmasi adanya metana di atmosfer Titan.

Namun, gambaran detail tentang permukaan Titan baru muncul ketika pesawat luar angkasa Cassini mengorbit Saturnus pada awal 2000-an, mengungkapkan danau-danau besar hidrokarbon cair yang mengilap.

Titan adalah satu-satunya tubuh di tata surya, selain Bumi, yang memiliki badan cair besar di permukaannya. Ini membuatnya menjadi objek penelitian yang sangat menarik.

Para ilmuwan penasaran tentang bagaimana badan cair metana dan etana di Titan berperilaku. Apakah mereka bergerak seperti lautan di Bumi, atau tenang seperti kaca?

Lautan metana yang membentang di Titan, bulan terbesar Saturnus

Photo :
  • (NASA/JPL-Caltech/ASI/Cornell)

Studi baru oleh tim ahli geologi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan US Geological Survey mencoba menjawab pertanyaan ini dengan cara yang menarik.

Mereka melakukan pemodelan mendetail untuk memahami bagaimana gelombang di danau-danau Titan dapat membentuk garis pantai danau tersebut, seperti dilansir dari ScienceAlert.

Taylor Perron dari MIT dan Rose Palermo dari US Geological Survey memimpin penelitian ini. Pertama, tim ini memodelkan proses erosi pesisir di Bumi untuk memahami bagaimana berbagai mekanisme mempengaruhi garis pantai danau dan lautan.

Ini membantu mereka menciptakan kerangka dasar untuk mengidentifikasi proses erosi di Titan. Kemudian, mereka menerapkan kerangka ini pada tiga skenario di Titan, yakni tanpa erosi pesisir, erosi yang didorong oleh gelombang, dan erosi seragam di mana material pesisir larut atau runtuh karena beratnya sendiri.

Salah satu konsep penting dalam penelitian ini adalah "fetch", yaitu jarak di mana angin dapat bergerak di atas permukaan cairan tanpa hambatan. Semakin panjang fetch, semakin besar energi yang ditransfer ke permukaan cairan, yang dapat menyebabkan gelombang yang lebih besar.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa garis pantai yang paling mirip dengan yang ada di Titan adalah yang dihasilkan oleh gelombang. Ini menunjukkan bahwa gelombang di danau Titan mungkin memainkan peran penting dalam membentuk garis pantai, mirip dengan bagaimana gelombang mengikis pantai di Bumi.

Penemuan ini memberikan wawasan berharga tentang Titan dan bagaimana badan cairan berperilaku di dunia lain yang sangat berbeda dengan Bumi. Lebih jauh lagi, ini memberi harapan bahwa mungkin ada kehidupan di sana. Gelombang yang mengikis garis pantai bisa menciptakan kondisi yang mendukung kehidupan mikroba, meskipun dalam bentuk yang sangat berbeda dari apa yang kita kenal di Bumi.

Namun, ini masih spekulasi. Kita tidak akan benar-benar tahu sampai kita bisa mengunjungi Titan dan melakukan penelitian lebih lanjut. Ada misi luar angkasa yang direncanakan, bernama Dragonfly, yang dijadwalkan tiba di Titan pada tahun 2034. Misi ini diharapkan akan memberikan data yang lebih rinci tentang permukaan Titan dan badan cairannya.

Penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Science Advances ini membuka jendela baru tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi. Titan menawarkan kesempatan unik untuk mempelajari bagaimana sistem alam bekerja tanpa intervensi manusia, dan mungkin bisa membantu kita mengelola lingkungan di Bumi dengan lebih baik di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya