Arrokoth, 'Manusia Salju' dari Luar Angkasa

Gabungan dari Objek Sabuk Kuiper Arrokoth.
Sumber :
  • NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute/Roman Tkachenko

VIVA Tekno – Pada Tahun Baru 2019, pesawat luar angkasa New Horizons milik NASA mengirimkan gambar ke Bumi dari objek terjauh yang pernah dieksplorasi, yaitu Arrokoth.

Ribuan Ilmuwan Dunia Termasuk Peraih Nobel Tulis Surat Terbuka Desak Gencatan Senjata Gaza

Arrokoth, yang berada di Sabuk Kuiper di luar orbit Neptunus, memiliki bentuk seperti manusia salju dan berdiameter sekitar 34 kilometer.

Gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa permukaan Arrokoth berwarna merah karat, warna yang sejak awal telah membuat para ilmuwan penasaran.

Viral! Guru Tidak Percaya Sapi Makan Martabak, Siswa Ini Buktikan Sendiri

Para ilmuwan awalnya berpikir bahwa radiasi dari angin Matahari dan sinar kosmik galaksi, yang rutin menghujani permukaan Arrokoth, mengubah es primitif seperti metanol menjadi molekul organik yang memberikan warna merah tersebut. Namun, bagaimana proses ini terjadi masih menjadi misteri.

Perang Bintang AS dan China

Wahana antariksa New Horizons

Photo :
  • www.nasa.gov

Namun, sekarang semua itu terjawab. Sebuah eksperimen laboratorium yang meniru paparan radiasi luar angkasa, mirip dengan yang dialami permukaan Arrokoth, menemukan bahwa permukaan yang kaya gula mungkin menjelaskan warna merah khas objek ini, seperti dilansir dari situs Space.

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Chaojiang Zhang dari Universitas Hawaii, AS, melakukan eksperimen dengan membekukan metanol dan karbon monoksida lalu memaparkannya pada elektron berenergi tinggi yang berfungsi sebagai pengganti sinar kosmik galaksi yang menghujani Arrokoth. Dosis radiasi yang digunakan setara dengan sekitar 1,8 miliar tahun radiasi luar angkasa.

Gabungan dari Objek Sabuk Kuiper Arrokoth

Photo :
  • NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute/Roman Tkachenko

Radiasi simulasi ini memicu serangkaian reaksi kimia dalam es yang mengarah pada pembentukan molekul kaya karbon yang dikenal sebagai hidrokarbon aromatik polisiklik atau PAH, yang banyak terdapat di alam semesta.

Namun, yang mengejutkan, teknik spektroskopi mengungkap bahwa es yang terpapar radiasi ini juga menghasilkan glukosa, gula utama dalam darah dan sumber energi utama tubuh manusia.

Selain glukosa, mereka juga mendeteksi allose, gula yang ditemukan dalam buah dan kacang-kacangan, serta gliserol, yang biasa digunakan sebagai humektan dalam sabun untuk membantu kulit mempertahankan kelembabannya.

Dengan kata lain, Arrokoth mungkin terasa manis dan seperti sabun. Selain itu, ketika dilihat dari luar angkasa, PAH, glukosa, dan gula lainnya akan tampak merah.

Para ilmuwan melaporkan bahwa dunia gula di Sabuk Kuiper seperti Arrokoth mungkin telah berdampak pada Bumi di awal sejarahnya.

Mereka bisa saja membawa molekul prebiotik serta air ke planet kita, yang sangat penting bagi kemunculan kehidupan.

leX_NygaKzU

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya