Teknologi Ini Bisa Mengubah Limbah Plastik jadi BBM

Ilustrasi bahan bakar minyak (BBM).
Sumber :
  • Halomoney

VIVA Tekno – Pengolahan limbah merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

Bebas dan Fleksibel: Inilah 5 Alasan Gen Z Memilih Work From Anywhere

Limbah yang tidak diolah dengan baik dapat mencemari air, udara, dan tanah, mengancam keberlanjutan ekosistem serta kesehatan manusia.

Namun, dengan teknologi dan kesadaran yang meningkat, muncul pendekatan-pendekatan baru yang lebih ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.

Startup Ini Manfaatkan Tingginya Kebutuhan Layanan Digital

PT Prasadha Pamunah Limbah Industri atau PPLI tidak hanya fokus pada kegiatan bisnisnya semata, tetapi juga melakukan upaya edukasi kepada publik tentang kesadaran dan pencegahan pencemaran lingkungan.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menjadi bagian yang tak kalah penting agar pengelolaan limbah tidak hanya menjadi tanggung jawab industri saja.

Sejumlah Universitas di Indonesia Siap Bantu Tenaga Kerja Indonesia Pimpin Transisi Energi

Tak hanya sampai di situ, guna memberikan dampak yang berkelanjutan (sustainability), PPLI terus berinovasi dan mengembangkan teknologi pengolahan limbah.

Tujuannya agar tidak hanya sebagai alat pemusnah, tetapi juga dapat mengolahnya kembali menjadi produk yang bisa dimanfaatkan manusia atau dikenal dengan 4R (replace, reduce, reuse, dan recycle).

Salah satu upaya yang dilakukan melalui rencana pengembangan teknologi bernama “Waste to Fuel” bersama DOWA Ecosystem sebagai induk usaha PPLI, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Dengan teknologi ini nantinya limbah plastik dapat diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM), yang juga dapat mendukung ekonomi sirkular,” kata Direktur Utama PPLI Yoshiaki Chida, melalui keterangan resminya, Selasa, 28 Mei 2024.

Selama lebih dari seperempat abad berkiprah di Indonesia, PPLI telah menjelma menjadi tonggak utama dalam penyediaan layanan pengumpulan, daur ulang, pengolahan, serta pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah non-B3.

Sementara itu, Direktur Teknikal dan SHEQ PPLI, Elpido, mengingatkan bahwa upaya melindungi lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan kolaborasi antara pihak industri, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci untuk mewujudkannya.

"Kami berkomitmen untuk terus menjaga aspek keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap seluruh standar dan aturan yang berlaku di Indonesia agar tetap terjaga dari potensi bahaya lingkungan akibat limbah industri," papar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya