Neraka Punya Atmosfer
- Daily Mail
VIVA Tekno – Neraka terdeteksi mempunyai atmosfer. Neraka yang dimaksud di sini bukanlah jalur manusia setelah kematian, tetapi istilah yang dipakai para ilmuwan luar angkasa untuk planet ekstrasurya yang sangat panas namun letaknya di luar Tata Surya.
Baru-baru ini, Teleskop Luar Angkasa James Webb berhasil mendeteksi atmosfer unik di sekitar planet neraka di sistem bintang jauh.
Para ilmuwan telah menemukan bukti adanya atmosfer kaya karbon di sekitar 55 Cancri e, si planet neraka tersebut. Hal ini menandai bukti terbaik mengenai atmosfer di sekitar planet ekstrasurya berbatu.
Sebagai informasi, 55 Cancri e adalah planet yang isinya api. Diklasifikasikan sebagai 'Bumi super berbatu', planet ekstrasurya ini berukuran dua kali diameter Bumi, dan mengorbit bintangnya hanya pada jarak 4 persen dari jarak antara Merkurius dan Matahari.
Para ilmuwan memprediksi permukaannya mayoritas tertutup oleh lautan magma cair, dengan suhu sekitar cukup panas untuk melelehkan besi.
Sejak 55 Cancri e ditemukan pada 2004, para ilmuwan telah memikirkan berbagai aspek keberadaannya. Mulai dari periode orbit, kepadatan, dan yang terpenting, atmosfer.
Petunjuk pertama bahwa Bumi super berbatu yang sangat panas ini mempunyai atmosfer berasal dari pengukuran suhu yang aneh.
Dengan menggunakan instrumen inframerah tengah (MIRI) milik Teleskop James Webb, para ilmuwan mengukur emisi termal sejak siang hari di 55 Cancri e.
Jika planet neraka itu tidak memiliki atmosfer, maka suhu pada siang hari akan melonjak hingga sekitar 4.000 derajat Fahrenheit (2.200 derajat Celsius). Namun, bukan itu yang ditemukan MIRI.
"Data MIRI menunjukkan suhu yang relatif rendah sekitar 2.800 derajat Fahrenheit [1.500 derajat Celcius]. Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu – kemungkinan arus atmosfer – yang memindahkan panas dari sisi siang hari ke sisi malam di planet itu,” kata Astronom NASA Renyu Hu, seperti dikutip dari situs Livescience, Selasa, 14 Mei 2024.
Selanjutnya, Hu dan tim menggunakan instrumen kamera inframerah-dekat (NIRCam) untuk menentukan elemen apa yang mungkin ada dalam atmosfer.
Mereka menemukan bukti adanya karbondioksida (CO2) atau gas karbonmonoksida (CO) yang berputar-putar di sekitar permukaan batuan cair di planet neraka itu.
Namun, para ilmuwan menduga bahwa lapisan gas ini belum ada sejak pembentukan planet tersebut, karena atmosfer seperti ini akan terkikis dengan cepat dan hebat oleh hembusan angin Matahari dari bintang terdekat.
Sebaliknya, mereka berpikir bahwa “atmosfer sekunder” yang kaya karbon sedang keluar dari bagian dalam planet. Hal ini akan memungkinkan atmosfer untuk terus mengisi kembali dirinya sendiri, bahkan ketika gas-gas tersebut mendidih. "Saya sangat senang karena akhirnya sudah mendapatkan jawaban," tegas dia.