Benarkah Ada Plastik yang Bisa 'Bunuh Diri'

Ilustrasi sampah plastik.
Sumber :
  • VIVA/Syahdan Nurdin

VIVA Tekno – Para ilmuwan telah mengembangkan “plastik yang dapat mencerna sendiri”, yang menurut mereka dapat membantu mengurangi polusi.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

Poliuretan digunakan dalam segala hal, mulai dari sarung ponsel hingga sepatu olahraga. Sayangnya, produk plastik tersebut sulit untuk didaur ulang dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah.

Namun, para peneliti telah menemukan solusi layaknya fiksi ilmiah. Dengan menggabungkan spora bakteri pemakan plastik, mereka telah mengembangkan plastik yang dapat terurai dengan sendirinya.

Plastics & Rubber Indonesia 2024, Dorong Inovasi Daur Ulang dan Efisiensi Pengurangan Limbah

Spora tersebut tetap tidak aktif selama masa pakai plastik, namun kembali hidup dan mulai mencerna produk plastik ketika terkena nutrisi dalam kompos.

Ada harapan “kita dapat mengurangi polusi plastik di alam”, kata peneliti Han Sol Kim, dari Universitas California San Diego, La Jolla, seperti dikutip dari situs BBC.

Indonesia dan Tantangan Emisi Karbon, Mengapa Kita Harus Peduli?

Selain itu, diperkirakan ada keuntungan tambahan karena spora meningkatkan ketangguhan plastik. “Proses kami membuat material menjadi lebih kokoh, sehingga memperpanjang masa manfaatnya,” kata rekan peneliti, Jon Pokorski.

“Dan kemudian, ketika hal ini selesai, kita dapat menghilangkannya dari lingkungan, tidak peduli bagaimana cara pembuangannya,” lanjutnya.

Plastik tersebut saat ini sedang dikerjakan di laboratorium tetapi mungkin akan ada di dunia nyata dalam beberapa tahun mendatang, dengan bantuan produsen.

Jenis bakteri yang ditambahkan pada plastik adalah Bacillus subtilis yang banyak digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan probiotik.

Yang terpenting, bakteri tersebut harus direkayasa secara genetis agar mampu menahan suhu sangat tinggi yang diperlukan untuk membuat plastik.

Namun tidak semua orang yakin dengan gagasan untuk mengembangkan alternatif biodegradable dibandingkan plastik konvensional. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa lebih baik mengurangi jumlah penggunaan plastik.

Direktur Institut Plastik Revolusi dari Universitas Portsmouth, Inggris, Steve Fletcher mengatakan cara paling efektif untuk mengatasi polusi plastik adalah dengan menyepakati pengurangan produksi plastik global yang mengikat secara hukum.

Kehati-hatian harus diberikan terhadap solusi potensial semacam ini, yang dapat memberikan kesan bahwa kita tidak perlu terlalu khawatir terhadap polusi plastik karena plastik apapun yang bocor ke lingkungan akan terurai dengan cepat, dan idealnya aman. Namun, bukan itu masalahnya," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya