Berharap Starlink Bisa 'Hidupi' Daerah 3T
- VIVA/Luzman Rifqi Karami
VIVA Tekno – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengharapkan penyedia layanan telekomunikasi berbasis satelit Starlink bisa melayani daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan kabel serat optik (fiber optic) di Indonesia.
"Dari sisi teknologi bisa mengatasi persoalan geografis. Kan, posisinya di atas," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong di Jakarta, Rabu, 17 April 2024.
Menurutnya, kalau kabel serat optik kualitas bagus, tapi harganya mahal. Belum lagi wilayah geografis jika ada gangguan seperti terjadi gempa di bawah laut, maka jaringan bisa langsung terputus.
Hadirnya penyedia layanan telekomunikasi berbasis satelit seperti Starlink diharapkan dapat membantu upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas di daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan kabel serat optik.
Usman Kansong juga mengemukakan bahwa pemerintah berupaya menjaga kompetisi yang sehat di antara para penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia.
"Kita mau menata persaingan untuk meningkatkan kualitas layanan. Jadi, ya, didorong ke daerah yang susah medannya (wilayah geografis) seperti 3T," tutur dia.
Sebagai informasi, Starlink milik Elon Musk akan mulai uji coba layanan telekomunikasinya di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara pada Mei 2024.
Saat ini, Starlink sudah mulai mengurus izin penggunaan teknologi VSAT dan permohonan izin sebagai penyedia layanan internet.