Mitos Seputar Gerhana Matahari Total, Hanya 1 yang Benar
- www.pixabay.com/sandid
VIVA Tekno – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA menegaskan bahwa Gerhana Matahari Total (GMT) akan berlangsung 8 April 2024.
Ini adalah fenomena ketika sinar Matahari terhalang oleh Bulan, bayangan Bulan akan jatuh di Bumi. Daerah Bumi yang berada di bawah bayangan inti (umbra) Bulan akan mengalami GMT.
Fenomena Gerhana Matahari Total memang merupakan sebuah peristiwa yang memiliki daya tarik sepanjang sejarah manusia.
Berikut mitos GMT di berbagai peradaban sejak ribuan tahun silam, berdasarkan data yang diolah VIVA Tekno:
Di Mesir Kuno, Ular Apep, roh jahat dan kekacauan, disebut menelan Dewa Matahari Ra, sehingga membutuhkan bala tentara dewa lain untuk melawan Apep dan membelahnya untuk melepaskan Ra dan mencegah dunia jatuh ke dalam kegelapan.
Bangsa Viking percaya bahwa gerhana terjadi ketika Serigala Skoll, yang mengejar Dewi Matahari Sol melintasi langit, akhirnya menyusulnya.
Jika Skoll berhasil menelan Sol dan menjerumuskan dunia ke dalam kegelapan, itu menandakan dimulainya Ragnarok, pertarungan antara para dewa dan akhir dunia.
Dalam mitologi Hindu, pertarungan antara Surya, Matahari, dan setengah Dewa Rahu yang berusaha mendapatkan keabadian. Dalam salah satu versi mitos, Rahu dipenggal atas usahanya dan kepalanya terus mengejar Surya, berusaha melahapnya.
Di China Kuno, mitos menceritakan tentang seekor naga yang menelan Matahari, sedangkan mitos di Amerika Selatan menceritakan tentang macan tutul. Di Vietnam, ada katak raksasa yang menelan matahari, dan di Korea, sekawanan anjing.
Meski begitu, tidak semua penjelasan tentang gerhana bersifat negatif. Suku Tlingit di Amerika Utara percaya bahwa Matahari dan Bulan akan mempunyai lebih banyak anak, mengacu pada bintang dan planet yang tampak terlihat selama gerhana namun tidak dapat terlihat jika tidak.
Di Afrika, masyarakat Battammaliba melihat gerhana sebagai Matahari dan Bulan yang sedang berkelahi dan menganggapnya sebagai tanda untuk mengesampingkan dendam dan mengakhiri perseteruan.
Suku Inuit, Matahari dan Bulan adalah kakak beradik yang saling bertarung. Gerhana berarti Bulan, Annigan, telah menyusul Malina, Matahari.
Suriname, suku Kalina juga percaya bahwa Matahari dan Bulan adalah saudara kandung yang sedang bertengkar dan gerhana berarti pertarungan tersebut menjadi sengit, di mana saling menjatuhkan satu sama lain.
Warga Tahiti punya mitos serupa, menceritakan tentang Matahari dan Bulan sepasang kekasih yang tersesat pada suatu momen.
Meskipun mitos-mitos kuno berusaha menjelaskan gerhana tanpa memiliki pengetahuan ilmiah yang kita miliki saat ini, takhayul seputar fenomena tersebut masih ada.
Takhayul modern seputar gerhana mencakup gagasan bahwa wanita hamil tidak boleh melihat gerhana, makanan tidak boleh dibuat saat gerhana, atau tidak aman berada di luar ruangan.
Beberapa orang masih melihat gerhana sebagai tanda akhir zaman, termasuk mereka yang percaya bahwa hal itu akan membawa pada Hari Pengangkatan dan mereka yang berpikir hal itu akan menandai runtuhnya simulasi yang kita semua jalani.
Akan tetapi, ada satu mitos Gerhana Matahari Total (GMT) yang masih benar, yakni jangan melihat langsung ke arah Matahari untuk melihat gerhana, karena mata Anda berisiko rusak.