Penampakan Hilal Terpengaruh Gerhana Matahari Total
- ANTARA/Abdu Faisal
VIVA Tekno – Gerhana Matahari Total atau GMT hanya bisa terjadi selama fase Bulan baru sehingga biasanya hanya terjadi sekitar dua kali dalam satu tahun.
Pada tahun ini, GMT akan terjadi pada Senin, 8 April 2024 di langit Amerika Utara, Meksiko, bagian tengah dan timur laut Amerika Serikat (AS) dan timur Kanada.
Menariknya, GMT kali ini terjadi di penghujung bulan Ramadan 1445 Hijriah atau beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Terkait hal tersebut, Ketua Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab (UEA), Ibrahim Al-Jarwan memberikan catatan penting.
"Fenomena ini bisa menyulitkan proses pengamatan Bulan Sabit baru (hilal) di langit malam pada 8 April 2024, sehingga hilal baru bisa terlihat keesokan harinya," kata dia, seperti dikutip dari situs OneArabia, Jumat, 5 April 2024.
Karena hilal baru terlihat pada 9 April, maka Asosiasi Astronomi UEA mengungkapkan bahwa Lebaran berpotensi jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Sementara itu, Pakar Gerhana asal Prancis, Xavier Jubier, mengatakan jalur Gerhana Matahari Total akan membentang di Samudra Pasifik hingga Atlantik seluas 162-200 kilometer.
"Titik totalitas terpanjang akan terjadi di Nazas, dekat area Durango, Meksiko, di mana kemunculan GMT diperkirakan berdurasi 4 menit 28 detik," jelas Xavier.
Sebagai informasi, Gerhana Matahari Total 2024 akan terlihat di Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudra Pasifik, Atlantik, dan Arktik.
Sayang, Indonesia tidak termasuk dalam jalur pemantauan, dan laman Time and Date menuliskan bila GMT tidak terlihat di Jakarta, Indonesia, sehingga kemungkinan tidak berpengaruh apapun dalam pemantauan hilal.
Gerhana Matahari Total juga akan menimbulkan fenomena lain. Diperkirakan bakal ada lonjakan trafik internet selama proses berlangsung karena banyak orang yang mengakses Google Search untuk mencari tahu dampak melihat GMT secara langsung.