AI Bisa Tahu Hidup dan Mati Manusia
- Dok. Istimewa
VIVA Tekno – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah digunakan secara luas. Kini, AI diklaim bisa 'membaca' hidup dan matinya seseorang.
AI bernama life2vec dirancang para ilmuwan di Denmark dengan menggunakan data pribadi jutaan manusia.
Penelitian ini dikembangkan untuk membantu mengantisipasi tahapan kehidupan seseorang hingga akhir hayat.
Para ilmuwan ingin mengeksplorasi pola dan hubungan yang dapat diungkap oleh program pembelajaran mendalam untuk memprediksi berbagai peristiwa kehidupan di bidang kesehatan atau sosial yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan kehidupan.
"Ini bisa memprediksi hasil kesehatan. Jadi, bisa memprediksi kesuburan atau obesitas, atau Anda mungkin bisa memprediksi siapa yang akan terkena kanker atau siapa yang tidak terkena kanker," kata Sune Lehmann, peneliti dari Universitas Teknik Denmark (DTU), seperti dilansir Science Alert, Rabu, 27 Maret 2024.
Ia menjelaskan bahwa algoritma AI life2vec menggunakan proses yang mirip dengan ChatGPT, namun menganalisis variabel yang berdampak pada kehidupan seperti kelahiran, pendidikan, tunjangan sosial, atau bahkan jadwal kerja.
Lehmann dan ilmuwan lainnya mencoba mengadaptasi inovasi yang memungkinkan algoritma pemrosesan bahasa untuk memeriksa evolusi dan prediktabilitas kehidupan manusia berdasarkan rangkaian peristiwa yang terperinci.
"Dari satu sudut pandang, kehidupan hanyalah rangkaian peristiwa. Manusia dilahirkan, mengunjungi dokter anak, mulai bersekolah, pindah ke lokasi baru, menikah, dan seterusnya," ungkap Lehmann.
Namun, pengungkapan program tersebut dengan cepat memunculkan klaim akan adanya kalkulator kematian baru, dengan beberapa situs penipuan yang menipu orang-orang dengan tawaran untuk menggunakan program AI untuk memprediksi harapan hidup, seringkali dengan imbalan mengirimkan data pribadi.
Lehmann dan para ilmuwan bersikeras bahwa perangkat lunak tersebut bersifat pribadi dan tidak tersedia di internet atau untuk komunitas riset yang lebih luas untuk saat ini.
Adapun dasar dari AI life2vec adalah data anonim dari sekitar enam juta warga Denmark, yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS Denmark.
"Kami melihat angka kematian dini. Jadi, kami mengambil kelompok usia antara 35 dan 65 tahun. Kemudian, kami mencoba memprediksi, berdasarkan periode delapan atau dari tahun 2008 hingga 2016, apakah seseorang meninggal dunia dalam empat tahun berikutnya. Nah, model ini dapat melakukannya dengan sangat baik," papar dia.
Kendati demikian, alat ini belum siap digunakan di luar lingkungan penelitian. "Ini adalah proyek penelitian dimana kami mengeksplorasi apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin,” tutur Lehmann.