Ilmuwan Selangkah Lagi Menemukan Alien
- Tech Explorist
VIVA Tekno – Bulan-bulan es Saturnus dan Jupiter menembakkan geyser raksasa ke luar angkasa yang mungkin berisi bukti adanya kehidupan atau alien.
Penelitian baru menunjukkan bahwa NASA hanya perlu mengambil beberapa butir es dari gumpalan tersebut untuk mengetahui secara pasti.
Pesawat luar angkasa yang terbang melintasi gumpalan es di antariksa diyakini dapat membantu para ilmuwan menemukan kehidupan di luar Orbit Bumi, meskipun itu hanya potongan kecil sel dalam beberapa butir es, berdasarkan eksperimen laboratorium untuk pertama kalinya.
Jika kehidupan alien berada di Bulan Saturnus, Enceladus, atau Europa di Jupiter, maka geyser raksasa yang meledak dari Bulan dan ke luar angkasa saat ini merupakan cara paling mudah untuk menemukan bukti adanya kehidupan tersebut.
Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian terbaru di Enceladus, di mana gumpalan kuat ini berasal dari lautan luas di bawah permukaan setiap Bulan dan keluar ke luar angkasa melalui retakan pada cangkang es sehingga membawa butiran es yang menurut para ilmuwan dapat diresapi dengan sel bakteri dan molekul organik lainnya.
Pesawat ruang angkasa yang terbang melalui gumpalan ini kemudian dapat mengidentifikasi tanda-tanda kehidupan yang mungkin tersimpan di dalam es, menurut penelitian baru.
“Sungguh menakjubkan betapa baiknya kita dapat mengidentifikasi sel bakteri dalam biji-bijian ini. Bahkan, jika hanya ada sebagian kecil dari segenggam biji-bijian, kita dapat menemukannya dengan instrumen ini,” kata Fabian Klenner, peneliti di Universitas Washington, seperti dikutip dari Livescience, Selasa, 26 Maret 2024.
Dengan mengambil sampel dan menganalisis gumpalan Enceladus dan mungkin Europa, para ilmuwan dapat mengetahui apakah terdapat molekul ramah kehidupan di bawah permukaan lautan mereka.
Namun, dari ratusan ribu butiran es yang terlempar ke luar angkasa oleh bulan-bulan es ini, sel bakteri mungkin hanya terkonsentrasi pada sejumlah kecil saja.
"Jika ada kehidupan di sana, tentu saja, dan peduli untuk terkurung dalam butiran es yang berasal dari lingkungan seperti reservoir air bawah permukaan," ungkap Frank Postberg, profesor ilmu planet di Free University of Berlin, Jerman.