Para Agen Dikerahkan untuk Bantu Bagi-bagi Paket
- Pixabay
VIVA Tekno – Mesin EDC (Electronic Data Capture) biasanya hanya bisa dijumpai di toko atau outlet besar. Itu sebelum era digital berkembang pesat seperti sekarang. Sementara pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menerima pembayaran secara tunai saja.
Kini, telah tersedia EDC Android yang bisa dengan mudah merchant miliki dan gunakan. Karena sudah menggunakan chip, maka pembayaran dengan kedua jenis kartu tersebut tidak lagi digesek, melainkan memasukkannya pada slot yang terletak di bagian bawah mesin.
Perubahan ini diklaim lebih aman sehingga data pribadi pelanggan terjamin keamanannya. Beberapa usaha atau bisnis yang sudah menggunakan mesin tersebut biasanya adalah usaha yang menyediakan layanan kasir maupun agen perbankan untuk membantu mencegah terjadinya kesalahan pembayaran.
Keberadaan teknologi terintegrasi ini membawa keuntungan untuk bisnis. Salah satu agen dari lembaga keuangan yang memakai mesin EDC Android sebagai tools atau alat pemasaran adalah BRILink – konsep bisnis yang bersifat kemitraan dalam menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat.
Selain itu, agen BRILink juga 'turun gunung' membantu BRI Life membagikan paket sembako (sembilan bahan pokok) kepada panti asuhan dan panti werdha serta masyarakat dhuafa di sejumlah titik wilayah di Indonesia. Paket sembako yang akan dibagikan berisi beras, gula, minyak goreng, kecap, susu, hingga mie instan.
"Partisipasi kami dengan memberikan bantuan paket sembako ke 40 panti wreda, 140 panti asuhan, serta masyarakat sekitar yang membutuhkan yang tersebar di 18 regional office BRI. Kami berharap masyarakat yang layak untuk memperoleh bantuan dapat turut menikmati manfaat dan berkah Ramadan," ujar Direktur Operasional BRI Life Yossie William Iroth.
Bukan cuma agen BRILink, tapi pelaksanaan penyaluran paket sembako dilakukan serentak oleh BRI dengan melibatkan seluruh anak perusahaan serta regional office yang tersebar di Indonesia, sehingga bantuan dapat diterima masyarakat langsung dan lebih cepat.
Penjelasan Menko Airlangga Hartarto Terkait Sektor yang Bebas PPN 12 Persen
Walau mulai dari tanggal 1 Januari 2025 itu PPN 12 persen diberlakukan oleh pemerintah, tetapi ada beberapa sektor yang tidak terkena imbas dari kenaikan tarif tersebut.
