Fokus Gencarkan Daur Ulang Sampah
- Pixabay/Romi
Jakarta – Limbah plastik telah menjadi isu krusial di Indonesia, di mana belum semua orang menyadari dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan.
Berdasarkan data, saat ini Indonesia berada di peringkat ke 3 dalam negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN), setelah Filipina dan Malaysia, yang masuk kategori negara darurat limbah atau sampah plastik.
Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-5, masuk dalam kategori negara dengan polusi limbah atau sampah plastik tertinggi di dunia.
Hasil Riset Sampah Indonesia 2023 yang dilakukan oleh SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK RI) menyebut total sampah plastik yang ada saat ini mencapai sekitar 17 juta ton, di mana sekitar 66,8 persen (kurang lebih 11,5 juta ton) telah berhasil diolah.
Data tersebut menjadi indikator penting bahwa upaya pengelolaan sampah plastik terus berjalan, namun, masih memerlukan perhatian lebih intensif dan pengelolaan yang efektif.
Selain itu, edukasi terhadap upaya mengurangi limbah sampah juga terus digencarkan melalui tiga hal, yakni mengurangi, memilah, dan memanfaatkan kembali atau daur ulang sampah, yang dalam hal ini, sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk.
Soal edukasi limbah sampah dilakukan di Jakarta dan Bandung, Jawa Barat. "Diawali di Bandung dengan memberi bantuan tempat sampah pilah ke sekolah-sekolah. Lalu, kegiatan serupa dilaksanakan dengan memberikan bantuan tempat sampah pilah ke lima sekolah adiwiyata yang ada di Jakarta Selatan," kata Corporate Secretary BRI Life, Ade Nasution.
Tidak hanya itu. BRI Life juga memberikan edukasi literasi keuangan beserta bantuan alat produksi untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Semarang, Jawa Tengah.
"Kami memberikan edukasi dan literasi keuangan ke para pegiat UMKM tentang pentingnya mengelola uang dan berasuransi untuk meningkatkan kekuatan finansial di masa depan," jelas Ade.