Langkah Awal Menuju Industri Hijau

Konsep ramah lingkungan / eco-culture / green industry.
Sumber :
  • Stanford News - Stanford University

VIVA Tekno – Industri hijau atau green industry kini banyak diterapkan di berbagai sektor bisnis. Konsep ini menawarkan pembaruan yang lebih efisien energi dan lebih ramah lingkungan.

Transformasi Digital Bukan Lagi Sekadar Opsi

Menurut Kementerian Perindustrian, industri hijau merupakan industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

Penerapannya bertujuan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup serta memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

BRI dan Artajasa Hadirkan Inovasi Cardless Withdrawal, Penarikan Tunai Tanpa Kartu

Contoh penerapan industri hijau adalah menggunakan bahan baku secara efisien, memanfaatkan energi terbarukan, serta penggunaan teknologi yang minim limbah.

Produsen Makanan dan Minuman PT Niramas Utama, yang dikenal dengan merek Inaco, meresmikan dimulainya perjalanan transformasi digital perusahaan menuju green industry.

BRI dan Artajasa Luncurkan Fitur Cardless Withdrawal, Transaksi Tanpa Kartu Kini Lebih Mudah

Hal itu ditandai dengan peresmian 'Go Live' sistem manajemen informasi produksi dan monitoring energi dari Schneider Electric di pabrik pusat produksi di Bekasi, Jawa Barat, akhir Januari lalu.

"Pabrik ini menjadi proyek pertama digitalisasi sistem manajemen informasi produksi dan monitoring energi. Kami berkomitmen menerapkan industri 4.0 secara bertahap," kata Board of Director Niramas Utama, Adhi S Lukman, kala berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media massa di Bekasi, Jawa Barat.

Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika

Photo :
  • Kemenperin

Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika

Photo :
Penerapan 'Go Live' adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, optimalisasi proses bisnis, pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM), dan juga pemenuhan tanggung jawab perusahaan terhadap penghematan energi dan pengurangan emisi karbon untuk mendukung tercapainya target
Sustainable Development Goals
(SDGs).

"Investasi tahap awalnya sekitar Rp4 miliar dan diarahkan penghematan energi pada seluruh mesin produksi pabrik sebesar 15-20 persen. Investasi ini diharapkan akan kembali (return on investment/ROI) dalam waktu 2 tahun," ungkapnya.

Bicara industri hijau, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan bahwa makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang diharapkan berperan aktif dalam mencapai net zero emission (NZE).

Ia menyambut baik inisiatif Inaco dalam upaya dekarbonisasi dan transformasi digital menjadi green industry. "Mereka (Inaco) jadi contoh bagi industri lainnya. Kami berharap akan tumbuh lebih banyak lagi inisiatif-inisiatif seperti ini agar daya saing industri semakin meningkat di dunia internasional," tutur dia.

Sebagai informasi, PT Niramas Utama berdiri sejak 1990 serta memproduksi makanan dan minuman berbasis Nata De Coco berkualitas tinggi yang dikenal luas dengan merek Inaco. Adapun Pabrik Pusat Inaco di Bekasi memproduksi berbagai produk unggulan, seperti jelly, RTD, Nata De Coco, dan puding.

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap. Mulai dari fasilitas penelitian dan pengembangan yang terintegrasi, pergudangan, perkantoran serta administrasi, fasilitas kunjungan pabrik juga demo aplikasi produk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya