Ciri-ciri Wajah Orang Kaya Menurut Ilmuwan
- Deadline
VIVA Tekno – Sebuah studi baru di Universitas Glasgow, Skotlandia, melakukan survei kepada masyarakat tentang ciri-ciri wajah orang kaya, berdasarkan penilaian yang mereka lakukan.
Penelitian yang dilakukan terhadap peserta berkulit putih dari budaya Barat ini menentukan fitur wajah apa yang dikaitkan dengan status sosial tinggi atau rendah, berdasarkan persepsi masyarakat.
Temuan yang diterbitkan dalam APA Journal of Experimental Psychology ini menyimpulkan bahwa orang-orang dengan wajah yang lebih sipit, mulut yang tersenyum dan terangkat, alis yang terangkat, jarak mata yang rapat, dan kulit yang cerah dan hangat akan terlihat lebih kaya.
Orang-orang juga mengasosiasikan fitur wajah ini dengan kepercayaan, kompetensi, dan kehangatan.
Sementara itu, orang-orang dengan wajah lebih lebar, lebih pendek dan datar serta mulut yang lebih rendah dan kulit yang lebih dingin dipandang sebagai kelas bawah, kurang dapat dipercaya dan tidak kompeten.
Meski tidak disebutkan dalam penelitian tersebut, CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Amazon Jess Bezos, yang keduanya adalah miliarder, memiliki beberapa fitur yang disebutkan dalam penelitian tersebut. Zuckerberg memiliki wajah yang sempit dan Bezos memiliki kulit yang hangat dan kemerahan.
Penulis penelitian berkomentar tentang bagaimana penilaian terhadap penampilan dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan.
“Orang-orang yang dianggap memiliki status sosial tinggi atau rendah juga sering dinilai memiliki sifat-sifat yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Penilaian seperti ini terbentuk bahkan hanya dari penampilan wajah, dan hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang besar, termasuk merugikan mereka yang dianggap berasal dari kelas sosial yang lebih rendah,” kata penulis studi Dr. R. Thora Bjornsdottir dalam siaran persnya, melansir New York Post Health, Selasa, 30 Januri 2024.
“Hasilnya menunjukkan bahwa stereotip kelas sosial menjelaskan hubungan antara penampilan wajah dan penilaian terhadap status kelas sosial seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa stereotip yang kita miliki berdampak pada cara kita memandang orang lain, stereotip tersebut membiaskan persepsi kita. Kesan kita terhadap orang lain kemudian bisa menimbulkan keuntungan atau kerugian tertentu bagi mereka,” tambahnya.
Prof Rachael E. Jack, profesor ahli bidang Computational Social Cognition berharap penelitian ini dapat menunjukkan bias masyarakat untuk mencegah hal tersebut terjadi di masa depan.
“Penelitian kami menunjukkan bagaimana atribut wajah tertentu memainkan peran penting dalam menghubungkan persepsi kelas sosial dengan stereotip terkait. Temuan-temuan ini tidak hanya berharga untuk memajukan pemahaman kita tentang teori-teori persepsi sosial yang penting, namun juga dapat membantu intervensi di masa depan yang dirancang untuk mematahkan persepsi-persepsi yang bias,” katanya.
Ini bukan satu-satunya penelitian yang mencoba menilai kekayaan seseorang hanya dengan melihat wajahnya.
Sebuah studi tahun 2017 dari Universitas Toronto, yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, menemukan bahwa wajah seseorang dapat menunjukkan apakah mereka kaya atau miskin. Penelitian ini melibatkan tebakan kekayaan orang sungguhan berdasarkan foto, dan peserta penelitian menebak dengan akurasi 53%.
“Seiring waktu, wajah Anda secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda,” kata rekan penulis studi Nicholas Rule. “Bahkan ketika kita merasa tidak sedang mengekspresikan sesuatu, sisa-sisa emosi tersebut masih ada.”