Apresiasi Konsumen untuk Tingkatkan Loyalitas
- Fintech2Bank
Jakarta – Ada sejumlah cara agar biaya untuk naik haji bisa dimiliki. Salah satunya memanfaatkan instrumen investasi emas.
Hal itu terjadi karena logam mulia seperti emas memiliki manfaat untuk melindungi nilai terhadap suatu aset dan harganya dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Emas juga merupakan alternatif untuk melindungi nilai yang aman agar menjaga portofolio aset yang likuid. Harapannya, menabung emas dapat menjadi jembatan untuk mewujudkan impian menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk atau WOM Finance punya program logam mulia MasKu berbasis syariah dengan menggunakan akad Murabahah.
Konsumen cukup berinvestasi cicil logam mulia mulai dari 25 hingga 200 gram. Tenor atau tenggat waktu cicilan bisa dipilih dengan rentang waktu 36 sampai 84 bulan.
Program baru ini diharapkan bisa menjadi top of mind bagi masyarakat untuk menjadikan pembiayaan logam mulia emas sebagai alternatif yang dipilih untuk pendaftaran ibadah haji.
Emas logam mulia 100 gram.
- VIVA/Andrew Tito
Emas juga menjadi salah satu hadiah di program undian WOMbastis 2023 dengan jumlah 25 keping dimana masing-masing 5 gram. Lalu, ada 25 paket pelunasan angsuran hingga Rp5 juta, 20 unit sepeda motor hingga hadiah utama satu unit Ertiga GX MT Hybrid.
Direktur WOM Finance Wibowo mengaku terus berkomitmen menjaga kualitas pelayanan dengan mengadakan sejumlah program promosi menarik, di antaranya WOMbastis.
"Kami ingin selalu dekat dan memberi solusi terbaik bagi konsumen. Program ini tentu sangat bermanfaat bagi konsumen setia WOM Finance karena bertabur hadiah yang berguna untuk menunjang kegiatan konsumen sehari-hari," kata dia.
Adapun hasil pengundiannya digelar secara virtual melalui platform digital yang ditayangkan melalui Live Instagram serta jaringan YouTube pada Sabtu, 27 Januari 2024 pukul 10:00 WIB.
Luhut Kasih Sinyal Penerapan PPN Naik Jadi 12 Persen Diundur, Aprindo: Kami Minta Menunda
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin menyatakan keberatan atas rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025.
