Firaun Memuja Ikan Lele
- National Geographic
VIVA Tekno – Hewan-hewan seperti ular kobra, kucing, dan elang adalah beberapa hewan paling terkenal yang digambarkan dalam seni Mesir kuno.
Namun, sebuah fakta baru terungkap bahwa ternyata pada zaman Firaun pertama, pemimpin Mesir itu sangat menyukai ikan lele dah bahkan sangat memuja ikan tersebut.
Menurut situs National Geographic, orang Mesir kuno memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai jenis ikan lele yang mereka ambil dari kekayaan kehidupan laut di Sungai Nil. Ikan lele sering kali dapat diidentifikasi dengan jelas dalam seni dan ikon di peninggalan Mesir kuno.
Orang Mesir mengaitkan peran simbolis dan mitologis yang kaya dengan ikan lele. Ikan lele terbalik (Synodontis batensoda), misalnya. dipenuhi dengan kepentingan simbolis.
Orientasinya yang “terbalik” memungkinkannya memposisikan mulutnya dekat dengan permukaan air, sehingga terlihat seperti sedang berenang terbalik. Di permukaan, tampak mati tetapi jelas hidup, menunjukkan kekuatan regenerasi.
Jimat berbentuk ikan ini juga telah ditemukan di seluruh situs Kerajaan Lama dan Kerajaan Tengah di Mesir. Barang-barang ini diyakini telah dicegah agar tidak tenggelam dan dipakai sebagai kalung atau hiasan rambut sejak awal milenium kedua sebelum masehi.
Sebagian besar hewan di Mesir kuno umum ditemukan pada ikon Kerajaan Baru (1539-1075 SM) sedangkan ikan lele diyakini sudah menjadi ikon ribuan tahun yang lalu, pada masa Kerajaan Tengah dan Kuno, bahkan pada periode Predinastik.
Penggunaan ikan lele sebagai simbol dapat ditelusuri kembali ke salah satu artefak tertua di Mesir, Palet Narmer, sekitar 3000 SM. Palet tersebut menggambarkan Narmer menyerang musuh dengan tongkat kerajaan.
Para arkeolog mengetahui bahwa karakter pemenang adalah Narmer karena namanya muncul di atasnya. Ini terdiri dari dua hieroglif: (n'r), yang berarti ikan lele. Atas nama mereka, para Firaun menguduskan hewan liar yang dihormati.
Dalam sistem kepercayaan pada periode Predinastik akhir, terlihat jelas bahwa ikan lele dipandang sebagai simbol dominasi dan ide ideal untuk mengasosiasikan raja.
Dalam nama mereka, para Firaun akan berusaha menyelaraskan diri mereka dengan jenis binatang liar yang akan dihormati.
“Kekuatan hewan liar yang agresif dan suka mengendalikan adalah tema umum di kalangan elit pada akhir Periode Predinastik,” tulis Egyptologist Toby A.H. Wilkinson, dilansir Selasa, 23 Januari 2024.
"Dalam sistem kepercayaan pada akhir Periode Predinastik, ikan lele jelas dipandang sebagai simbol dominasi dan kendali, sebuah motif ideal untuk mengasosiasikan raja.”
Selain itu, ikan lele juga sering digambarkan pada banyak prasasti makam Firaun. Salah satu yang paling terkenal adalah Makam Tai para bangsawan dari Dinasti Kelima.
Contoh lainnya adalah Makam Kagemni di Saqqara, karena salah satu prasasti di makam ini menggambarkan pemandangan memancing dimana laki-laki bersampan papirus tampak sedang mengejar berbagai jenis ikan, termasuk yang dominan adalah ikan lele.
Menurut ahli, ikan lele umum ditemukan di setiap benua kecuali Antartika dan merupakan kelompok ikan paling beragam di Bumi. Ada 2.000 hingga 3.000 spesies yang memiliki karakteristik yang sangat luar biasa, sehingga tidak mengherankan jika mereka menarik perhatian orang Mesir kuno, salah satu budaya kuno yang paling sadar akan hewan.