Jatuh Cinta bikin Otak Kacau
- vstory
VIVA Tekno – Pernahkah kamu merasa, saat jatuh cinta, pikiranmu dipenuhi dengan orang yang kamu cintai tersebut dan kadang membuat pikiran menjadi 'kacau'?
Nah, mengenai hal ini, ilmuwan telah menemukan mengapa kita tidak bisa berhenti memikirkan seseorang tersebut ketika sedang jatuh cinta.
Sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Behavioral Sciences dikatakan sebagai penelitian pertama yang memahami hubungan antara sistem aktivasi perilaku pikiran dan perasaan cinta romantis, yang membuat pikiran menjadi kacau dan membuat kita jadi sering memikirkan seseorang yang kita cintai tersebut.
“Kita sebenarnya hanya tahu sedikit tentang evolusi cinta romantis,” kata pemimpin peneliti Adam Bode dalam sebuah pernyataan, melansir New York Post, Kamis, 11 Januari 2024.
"Hasilnya, setiap temuan yang memberi tahu kita tentang evolusi cinta romantis, merupakan bagian penting dari teka-teki yang baru saja dimulai,” lanjutnya
Para peneliti dari University of South Australia, Australian National University dan University of Canberra menganalisis tanggapan terhadap kuesioner dari 1.556 orang dewasa muda yang mengidentifikasi diri mereka sedang “jatuh cinta.”
Pertanyaan survei mengeksplorasi reaksi emosional peserta terhadap pasangannya, perilaku mereka di sekitar, dan fokus mereka terhadap orang yang mereka cintai.
Para peneliti menemukan bahwa ternyata, otak kita bereaksi berbeda ketika kita sedang jatuh cinta. Otak akan berjalan dalam mode 'tidak normal'.
“Kami mengetahui peran oksitosin dalam cinta romantis karena gelombang oksitosin beredar ke seluruh sistem saraf dan aliran darah saat kita berinteraksi dengan orang yang dicintai,” jelas Phil Kavanagh, akademisi Universitas Canberra, Australia.
Meskipun telah lama dipahami bahwa cinta romantis memicu otak untuk melepaskan apa yang disebut “hormon cinta”, yang mana bertanggung jawab atas euforia yang dirasakan seseorang saat jatuh cinta.
Studi baru ini menemukan bahwa jatuh cinta dapat menyebabkan bagian otak berebut untuk membuat kita bahagia dan membuat kekasih menjadi pusat dunia.
"Cara orang yang kita cintai menjadi sangat penting, (ini) disebabkan oleh kombinasi oksitosin dengan dopamin, zat kimia yang dilepaskan otak kita selama kita merasakan cinta romantis,” jelas Kavanagh.
"Intinya, cinta mengaktifkan jalur di otak yang berhubungan dengan perasaan positif,” tambahnya.
Maka dari itu, setiap kali kita jatuh cinta, otak akan mengaktifkan jalur tersebut, dan membuat perasaan kita bahagia, yang membuat munculnya nama orang yang kita cintai tersebut, hampir sama seperti candu.
Kini, dengan lebih memahami reaksi otak saat jatuh cinta, para ahli ingin fokus pada perbedaan antara pendekatan pria dan wanita terhadap cinta.
“Diperkirakan cinta romantis pertama kali muncul sekitar lima juta tahun lalu setelah kita berpisah dari nenek moyang kita, spesies kera besar,” kata Bode.
Ia mencatat bahwa orang Yunani kuno “banyak berfilsafat tentang hal ini, mengakuinya sebagai pengalaman yang menakjubkan sekaligus traumatis,” dan bahwa “puisi tertua yang pernah ditemukan sebenarnya adalah puisi cinta yang berasal dari sekitar tahun 2000 SM.”
Namun, seperti halnya kebanyakan orang, para peneliti masih memiliki banyak pertanyaan mengenai ilmu cinta.