3 Petinggi BUMN Kedirgantaraan dan Pertahanan Dipecat
- Global Times
VIVA Tekno – Badan Penasihat Politik Tertinggi China resmi mencopot tiga petinggi badan usaha milik negara atau BUMN Kedirgantaraan dan Pertahanan.
Ketiganya yang dipecat, yaitu Wu Yansheng (China Aerospace Science and Technology Corp.), Liu Shiquan (Norinco Group), serta Wang Changqing (China Aerospace Science and Industry Corp./CASIC).
Wu Yansheng, yang telah memenangkan penghargaan nasional atas kontribusinya pada sektor luar angkasa, menjabat sebagai ketua China Aerospace Science and Technology Corp, yang membuat sistem rudal taktis.
Wang Changqing adalah seorang eksekutif di China Aerospace Science and Industry Corp.(CASIC), yang memproduksi sistem rudal jelajah.
Sementara Liu Shiquan adalah pakar teknologi rudal yang bekerja untuk CASIC hingga 2022, sebelum dipindahkan ke China North Industries Group atau Norinco Corp.
CASIC adalah perusahaan milik negara yang membuat pesawat ruang angkasa dan sistem rudal, sementara Norinco adalah produsen senjata untuk Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Meski demikian, tidak disebutkan alasan ketiganya dicopot karena mereka bekerja di BUMN Kedirgantaraan dan Pertahanan. Namun, konstitusi menyatakan bahwa siapa pun bisa diberhentikan karena "pelanggaran serius" terhadap peraturan yang berlaku.
Pembersihan di jajaran industri kedirgantaraan dan pertahanan ini terjadi di tengah upaya Beijing untuk membersihkan tokoh-tokoh penting yang terkait dengan militer China.
Pada Oktober 2023, Menteri Pertahanan Li Shangfu dipecat dan dilaporkan menghadapi penyelidikan atas tuduhan korupsi. Ia sebelumnya menjabat sebagai kepala departemen pengadaan militer periode 2017-2022.
Dipecatnya tiga petinggi BUMN Kedirgantaraan dan Pertahanan disinyalir karena memegang jabatan senior di kontraktor pertahanan utama selama Li menjadi pimpinan di departemen tersebut.
"Langkah ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa Partai Komunis China (PKC) sedang melakukan penyelidikan yang signifikan terhadap korupsi dalam pengadaan militer untuk Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China," kata Neil Thomas, seorang peneliti politik China dari Asia Society Policy Institute, seperti dikutip dari situs The Edge, Senin, 8 Januari 2024.