Data Lebih Cocok Dikategorikan sebagai Nutrisi

Direktur Utama Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir.
Sumber :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

VIVA Tekno – Direktur Utama Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menyebut ada dua aspek penentu yang penting dikembangkan dalam pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Indonesia. Keduanya yaitu data dan talenta digital.

Sabrina: Chatbot BRI 24 Jam yang Memudahkan Layanan Perbankan Anda

Ia melihat istilah data sebagai minyak baru memang benar adanya. Namun, dalam pengembangan AI, data lebih cocok dikategorikan sebagai nutrisi.

Data yang beragam memungkinkan AI melakukan pembelajaran dengan lebih optimal, khususnya untuk AI generatif yang mengandalkan large language model (LLM).

Realme GT 7 Pro, Kuda Hitam di Level Flagship

Agar menjadi nutrisi yang tepat bagi AI maka diperlukan pengaturan data yang terintegrasi dan rapih mengingat saat ini data memiliki banyak bentuk.

Ilustrasi big data.

Photo :
  • www.pixabay.com/xresch
Grace Tahir Prediksi Dua Orang yang Bisa Kalahkan Kekayaan Steve Jobs hingga Elon Musk

Sebagai contoh ada data terstruktur seperti tabel database dan lembar Excel, namun, ada juga yang tidak terstruktur seperti audio atau pun gambar.

Tak hanya data, pengembangan talenta digital juga menjadi aspek penting untuk masa depan pemanfaatan AI di Indonesia. Sebab, secanggih-canggihnya AI, toh, pada akhirnya hanya dapat bekerja dengan data yang diberikan manusia, dan dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi manusia.

Dalam era di mana AI mengubah cara kerja dengan menjadikan kreativitas sebagai produktivitas baru dalam keseharian kita sehari-hari, setiap individu, bukan hanya pakar AI, akan membutuhkan kompetensi utama baru.

Beberapa di antaranya seperti pertimbangan analis, kecerdasan emosional, evaluasi kreatif, keingintahuan intelektual kemampuan memberikan perintah dan keterampilan menggunakan AI.

Setiap individu yang akan menjadi talenta digital perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan high-level thinking skills (HOTS), alih-alih low-order thinking skills (LOTS).

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Photo :
  • Dok. Istimewa

HOTS merupakan keterampilan berpikir yang fokus pada “mengapa dan bagaimana”, seperti menganalisis informasi dengan pola pikir kritis, serta membuat maupun menghasilkan sesuatu secara kreatif.

Dengan hadirnya panduan etika kecerdasan artifisial yang diluncurkan di akhir tahun lalu oleh pemerintah dalam bentuk Surat Edaran Menkominfo Nomor 9 Tahun 2023, bisa dibilang 2024 menjadi babak baru untuk pengembangan AI di Indonesia.

"Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara terdepan di Kawasan ASEAN dalam pengaturan AI oleh pemerintah, ini patut diapresiasi karena mampu menjadi panduan awal atas pengembangan inovasi berbasis AI yang bertanggung jawab – memungkinkan lebih banyak pihak untuk memperoleh manfaat dari AI, sembari memastikan AI berada dalam kontrol manusia, dengan pemerintah di garda terdepan pengaturannya," kata Dharma Simorangkir, melalui konferensi pers virtual, Jumat, 5 Januari 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya