Hati-hati Bahaya 'Deepfake', Si Penyebar Kekacauan Informasi

Wamenkominfo Nezar Patria.
Sumber :
  • Dok. Kominfo

VIVA Tekno – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengingatkan masyarakat terhadap bahaya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dalam hal ini deepfake, yang berpotensi menyebarkan kekacauan informasi.

Sabrina: Chatbot BRI 24 Jam yang Memudahkan Layanan Perbankan Anda

"Munculnya deepfake dengan pemakaian generative artificial intelligence (gen AI), saya kira telah berkontribusi besar terhadap information disorder atau kekacauan informasi," kata dia di Jakarta, Selasa, 5 Desember 2023.

Nezar Patria mengatakan perkembangan teknologi deepfake yang kian canggih saat ini mampu memanipulasi informasi dan menciptakan konten yang sulit dibedakan antara yang benar dan palsu.

Beragam Intervensi Dilakukan untuk Menyetop Aktivitas Judi Online

Kemampuan gen AI, terutama dalam model bahasa multi-model, memungkinkan manipulasi data dan informasi dengan tingkat kecanggihan yang membahayakan.

Ia mengatakan deepfake dapat menciptakan konten yang meniru gambar hingga suara menjadi sesuatu yang baru. Teknologi ini dinilai menjadi ancaman serius terhadap ketertiban informasi dan sering digunakan dalam konteks politik.

Realme GT 7 Pro, Kuda Hitam di Level Flagship

Wamenkominfo mencontohkan adanya video viral beberapa waktu lalu yang menunjukkan Presiden Joko Widodo dimanipulasi bisa dengan lancar berpidato menggunakan bahasa Mandarin.

"Misalnya, Bapak Presiden bisa berbahasa Mandarin dengan sangat lancar, lalu besoknya muncul lagi berbahasa Arab dengan lancar. Itu salah satu bagaimana deepfake mencoba memanipulasi. Sedemikian mengancamnya saya kira gen AI ini bisa memporak-porandakan arus informasi yang kita terima," katanya, mengingatkan.

Meski demikian, Nezar Patria menekankan bahwa teknologi gen AI juga memberikan manfaat besar dalam berbagai sektor, seperti sektor kesehatan dan transportasi.

Melihat adanya kompleksitas dampak positif dan negatif AI, dirinya mengatakan bahwa pemerintah akan segera menerbitkan Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Panduan Etika Kecerdasan Artifisial.

Surat edaran ini diharapkan dapat menjadi panduan tata kelola penggunaan AI di masyarakat dengan etis dan transparan. "Jadi, pelaku usaha juga di situ, masyarakat biasa, dari desain, pengembangan, sampai penggunaanya nanti bisa mengacu kepada surat edaran etika kecerdasan artifisial ini," jelas Wamenkominfo.

Wamenkomdigi, Nezar Patria.

Indonesia Mau Jadi Raja AI Dunia, Ada tapinya

Pembangunan infrastruktur digital dan pengembangan talenta digital sebagai fondasi menuju AI Powerhouse global.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024