Ada Celah untuk UMKM Lokal Mengisi Kekosongan Pasar
- Pixabay
VIVA Tekno – Daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia tahun ini naik 4 peringkat ke 47 dari sebelumnya 51 pada 2022 dari 64 negara di dunia. Data ini berdasarkan hasil riset International Institute for Management Development (IMD) World Talent Ranking (WTR) 2023.
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam pembangunan nasional. Tanpa adanya SDM berkualitas, banyak aspek pembangunan akan terhambat. Misalnya, tidak ada SDM yang bagus untuk mengembangkan teknologi dalam negeri, padahal itu sangat penting di era teknologi Industri 4.0.
Indonesia termasuk sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar atau hampir 280 juta jiwa. Hal itu dihadapkan menjadi penunjang dalam upaya pembangunan nasional dalam aspek kualitas SDM yang baik.
Perusahaan yang bergerak di bidang konsultan dan pengembangan manajemen SDM Human Plus Institute terus mendorong daya saing para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa berkompetisi di pasar global. Oleh karena itu, UMKM didorong untuk keluar dari situasi sulit sehingga bisa bersaing.
Direktur Operasional Human Plus Institute, Yohanes Budi Purwanto, mencontohkan bagaimana pedagang Tanah Abang protes dan meminta pemerintah untuk melarang TikTok Shop beroperasi. Menurutnya, hal ini mencerminkan bagaimana permintaan dunia usaha itu terus menurun di segala bidang.
"Kami yang banyak melakukan kerja sama, yang banyak melakukan pelatihan bisnis kepada UMKM tahu betul bagaimana gundah-gulananya mereka menghadapi kenyataan seperti itu, bagaimana mereka semaksimal mungkin untuk keluar dari situasi itu," kata dia.
Budi melanjutkan kalau sebenarnya juga saat ini merupakan peluang bagi UMKM, sebab, dampak konflik Israel-Palestina membawa sentimen negatif terhadap beberapa brand besar dan tentunya itu menjadi peluang bagi UMKM lokal untuk mengisi pasar yang sekarang sedang dijauhi oleh pasar.
Selain memberi solusi bagaimana keluar dari masa sulit, ia juga mengajarkan bagaimana membangun sistem dan fondasi bisnis yang baik sehingga kuat dan jangka panjang hingga bagaimana memperkuat produktivitas. "Lalu, bagaimana memperkuat manajemen logistik dan sebagainya. Hal lain bagaimana menjadi manajer kelas dunia," jelas Budi.