Ngeri, Ada Wanita Selamat dari Operasi Tersusah Ini di Zaman Dulu
- Istimewa
Spanyol – Penggalian di Spanyol baru-baru ini menghasilkan temuan 1.348 sisa peninggalan manusia dari situs pemakaman Zaman Tembaga. Situs ini diperkirakan berfungsi selama 2566 - 2239 SM, atau sekitar 4.500 tahun yang lalu.
Dilansir dari Live Science, Jumat, 1 Desember 2023, menurut penelitian pada jurnal Paleopathology, area pemakaman tersebut dikenal sebagai Camino del Molino. Letaknya di Caravaca de la Cruz, di tenggara Spanyol.
Dalam penemuan tersebut, terdapat sisa-sisa kerangka milik seorang wanita yang menarik perhatian ilmuwan. Penelitian yang dipimpin oleh Sonia Díaz-Navarro dari Universitas Valladolid ini memperkirakan bahwa perempuan tersebut meninggal saat usianya sekitar 35-45 tahun.
Perempuan dinilai berbeda dengan lainnya karena memiliki tengkorak yang menunjukkan jejak operasi trepanasi. Operasi tersebut adalah prosedur bedah yang membuat lubang di tengkorak untuk mengakses lapisan luar otak dan sumsum tulang belakang. Prosedur ini dilakukan untuk perawatan medis.
Operasi dengan Teknik Kikis
Saat penelitian lebih lanjut dilakukan, terungkap bahwa terdapat dua lubang di area pelipis dan bagian atas telinga. Satu lubang berukuran besar, sekitar 5,33 cm x 3 cm. Lubang lainnya diketahui memiliki ukuran yang lebih kecil, sekitar 3,3 cm x 3,5 cm.
Peneliti berpendapat bahwa lubang-lubang ini adalah bekas dua operasi yang dilakukan terpisah, bukan karena cedera. Sebab, tengkoral tersebut tidak menunjukkan retakan yang berhubungan dengan luka.
"Kami mengidentifikasi dua lubang berbeda, yang dihasilkan dari dua intervensi berbeda," ungkap Sonia Díaz-Navarro, seorang peneliti pascadoktoral di Departemen Prasejarah di Universitas Valladolid di Spanyol.
Para peneliti pun menilai bahwa trepanasi yang dilakukan pada zaman itu menggunakan teknik pengikisan. Perkiraan ini muncul berdasarkan orientasi dinding lubang yang miring. Pembuatannya melibatkan gesekan instrumen batu pada permukaan kasar tengkorak untuk membuat lubang secara bertahap.
"Ini melibatkan gesekan instrumen litikum (batu) dengan permukaan kasar pada kubah tengkorak, secara bertahap mengikisnya di sepanjang tepinya untuk membuat lubang," kata Díaz-Navarro.
"Untuk melakukan operasi ini, individu yang terkena dampak kemungkinan besar harus dilumpuhkan oleh anggota masyarakat lainnya atau sebelumnya diberi zat psikoaktif yang akan mengurangi rasa sakit atau membuat mereka tidak sadarkan diri," tambahnya.