Aplikasi Kencan, dari Mak Comblang hingga Pernikahan

Ilustrasi gaun pengantin.
Sumber :
  • Pixabay/Shutterbug75

Tokyo – Satu dari empat pasangan yang menikah dalam satu tahun terakhir di Jepang diketahui berkenalan melalui aplikasi kencan, yang sama proporsinya dengan mereka yang kenalan di tempat kerja. Hal tersebut merupakan hasil dari temuan survei terbaru yang dilakukan oleh Meiji Yasuda Life Insurance.

Survei: Mayoritas Publik Optimis Ekonomi RI 2025 di Era Prabowo Bisa Lebih Baik

Aplikasi kencan online Omi.

Photo :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah
Survei LPI: Mayoritas Publik Bersentimen Positif Yakin Prabowo Bisa Bawa RI Lebih Baik

Aplikasi kencan online Omi.

Photo :
LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan
Survei online yang dilakukan pada 12-16 Oktober 2023 ini telah menerima respons dari total 1.620 orang yang sudah menikah dengan rentang usia 20 hingga 79 tahun di seluruh negeri. Perusahaan asuransi tersebut mengumumkan hasil survei itu pada 16 November lalu.

Saat ditanya di mana mereka berkenalan dengan pasangannya, 25 persen pengantin baru menjawab bahwa perkenalan itu terjadi lewat "aplikasi kencan" dan responden dengan proporsi yang sama memilih jawaban "rekan, senior, atau junior di tempat kerja".

Sementara itu, 13,5 persen menjawab "dikenalkan oleh teman atau rekan", 9,4 persen menjawab "teman, senior, atau junior di sekolah", dan 7,3 persen mengatakan "dari acara perjodohan massal".

Di antara beberapa alasan yang disebutkan oleh responden yang pernah menggunakan aplikasi kencan untuk mencari pasangan, dengan lebih dari satu jawaban diperbolehkan, opsi jawaban "karena aplikasi itu memudahkan mereka dalam berkenalan dengan orang" dan "karena saya gagal menemukan calon pasangan di tempat kerja".

Aplikasi kencan anjing

Photo :

Kemudian masing-masing mencatat persentase 46,7 persen, disusul oleh "karena saya dapat memilih pasangan pilihan saya" dengan persentase 41,7 persen.

Sementara itu, pernikahan yang berawal dari perkenalan di tempat kerja, yang selama ini menjadi standar, mungkin akan kembali meningkat, kata perusahaan itu dalam analisisnya, karena penerapan metode bekerja dari rumah menurun dan kehadiran di tempat kerja meningkat pascapandemi COVID-19, sementara interaksi di tempat kerja, seperti pesta minum, juga turut meningkat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya