Geger Fosil Tanda Akhir Zaman Ditemukan
- IFL Science
VIVA Tekno – Di Eropa terdapat mitologi Nordik di mana binatang buas Jormungandr hidup untuk menghancurkan Sembilan Dunia. Minggu lalu, ilmuwan menemukan jejak keberadaannya. Jormungandr walhallaensis, begitulah para ilmuwan menamakannya.
Dilansir dari The NY Times, Rabu, 8 November 2023, seekor binatang yang hidup di masa Mesozoikum dan dinyatakan sebagai spesies dan genus baru dari mosasaur. Jormungandr merupakan hewan buas terbesar di dalam mitologi Nordik yang bersembunyi di kedalaman laut.
Ia ditakdirkan untuk melenyapkan Sembilan Dunia pada akhir zaman. Sehingga saat ini, ia hanya menunggu hingga waktunya datang untuk menuntaskan misinya.
Suku Bangsa Nordik juga percaya akan keberadaan surga Valhalla. Sedangkan di Dakota Utara, terdapat kota kecil bernama Walhalla yang dekat dengan lokasi penemuan fosil Jormungandr.
Fosil Jormungandr diangkat dari dalam bumi pada tahun 2015 berupa tengkorak dan rahang. Namun setelah pengamatan yang memakan waktu hampir 8 tahun itu, peneliti masih dipenuhi dengan banyak pertanyaan.
"Ada banyak makalah yang diterbitkan tentang dinosaurus setiap tahunnya, namun tidak banyak makalah yang diterbitkan tentang mosasaur setiap tahunnya karena hanya sedikit orang di dunia yang mengerjakannya," ujar Michael Caldwell, ahli mosasaur terkemuka yang tidak ikut andil dalam makalah.
Amelia Zietlow, penulis utama makalah, menemukan bahwa Jormungandr mewarisi ciri-ciri unik fisiologis dari beberapa genus dari mosasaur, yaitu mosasaurus yang seukuran bus sekolah dan clidastes, genus mosasaur yang berukuran lebih kecil.
Mosasaur sendiri mendefinisikan predator reptil laut yang sudah menjelajahi laut sejak 100 juta tahun lalu. Bentuk mereka layaknya kadal dengan sirip yang memungkinkan mereka untuk berenang. Beberapa spesiesnya bisa tumbuh hingga 18 meter panjangnya.
Di lain sisi, hasil analisis melalui perangkat lunak komputer mengungkapkan bahwa fosil Jormungandr tidak cocok dengan catatan fosil mosasaur yang pernah ditemukan sebelumnya.
Sehingga dapat disimpulkan kemungkinan bahwa fosil binatang purba ini berasal dari spesies yang sama sekali baru. Bahkan, genusnya pun baru yang bersimpangan antara clidastes dengan mosasaurus.
Michael pada kesempatannya mengatakan bahwa fosil Jormungandr lebih mirip genus clidastes. Untuk itu, lebih cocok namanya menjadi Clidastes walhallaensis daripada Jormungandr walhallaensis.
Tapi selama yang ditemukan masih berupa tengkorak dan rahang saja, para ilmuwan akan terus dihantui pergulatan tentang siapa binatang purba ini. Sampai saat ini, ilmuwan baru bisa mengungkap detail tentang bagaimana binatang ini hidup dan mati.
Binatang, yang diperkirakan memiliki panjang hingga 7 meter, ini memiliki gigi yang cocok untuk memangsa ikan dan makhluk kecil lainnya di Western Interior Seaway.
Bekas gigitan ditemukan di tulang belakangnya, menandakan bahwa binatang ini sempat diserang tidak lama sebelum kematiannya. Bahkan fakta bahwa tidak ditemukannya fosil anggota tubuhnya yang lain, mengindikasikan bahwa ia mati dimakan predator lain.
Hanya itu yang ditemukan ilmuwan sampai saat ini. Mengingat mosasaur masih jarang diteliti walaupun fosilnya tersebar di penjuru dunia, Amelia berharap, makalah yang ditulisnya ini dapat memercikkan ketertarikan para ilmuwan dalam mempelajari mosasaur.
"Dari 4.000 mosasaur di Amerika Utara, hanya sekitar 5 persen yang dimasukkan dalam literatur ilmiah," ujar Amelia seperti dilansir dari The New York Times