Ilmuwan Tak Sengaja Temukan Organ Baru di Tubuh Manusia
- Istimewa
VIVA Tekno – Organ merupakan anatomi yang terdapat di dalam tubuh manusia. Memiliki fungsi khusus dalam menjalankan berbagai proses kehidupan, baik itu menjaga keseimbangan, menjalankan fungsi vital, dan menjalani proses-proses biologis.
Dilansir dari Live Science, Kamis, 2 November 2023, para ilmuwan di Belanda telah mengungkap penemuan mengejutkan, yaitu seperangkat organ baru yang terdapat di area hidung dan tenggorokan.
Penemuan ini dilakukan saat mereka melakukan pemindaian pasien untuk mencari kanker prostat, dan hasilnya mengungkap struktur yang mirip dengan kelenjar ludah.
Temuan ini tentu mempertanyakan pemahaman kita, tentang anatomi tubuh dan berpotensi membuka pintu bagi pengembangan terapi baru. Wouter Vogel seorang ahli onkologi radiasi, mengatakan.
"Orang memiliki tiga set kelenjar ludah besar, tetapi tidak ada yang seperti ini di sana. Sejauh yang kami ketahui, kelenjar ludah atau lendir di nasofaring biasanya berukuran sangat kecil secara mikroskopis, tersebar merata di seluruh mukosa. Jadi, bayangkan kejutan kami saat menemukan struktur ini."
Struktur misterius ini memiliki kemiripan dengan kelenjar ludah yang kita kenal, yang biasanya terletak di bawah lidah, di dekat telinga, dan di belakang rahang.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Radiotherapy and Oncology, Vogel dan rekannya mengusulkan penamaan potensial untuk organ baru ini, yaitu "kelenjar tubarial," berdasarkan kedekatannya dengan benjolan, yang dikenal sebagai torus tubarius. Organ ini terletak di area yang berkaitan dengan masalah sinus dan telinga kronis.
Dr. David Gudis, seorang ahli THT di Columbia University Irving Medical Center, mengomentari penemuan ini dengan mengatakan, "Saya pikir ini adalah pengingat yang baik bahwa meskipun anatomi dasar manusia tampak sederhana, masih banyak misteri yang perlu dipecahkan."
Organ yang baru ditemukan ini mungkin memiliki peran penting, dalam memahami mengapa pasien yang menjalani radioterapi, sering mengalami masalah seperti mulut kering dan kesulitan menelan setelahnya.
Dr. Vogel mencatat bahwa kerusakan pada organ ini, bahkan dalam tingkat kecil selama perawatan, dapat menyebabkan kerusakan permanen. Karena sebelumnya tidak ada yang mengetahui keberadaan kelenjar ini, tidak ada upaya untuk melindungi organ tersebut selama terapi radiasi.
Meskipun penemuan ini terjadi secara kebetulan, sehingga para ilmuwan tetap optimis. Mereka percaya bahwa pemahaman terhadap kelenjar ludah tubarial, dapat signifikan mengurangi komplikasi yang dialami pasien kanker yang menjalani radioterapi.
Tantangan berikutnya adalah menemukan cara untuk melindungi organ ini, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalani terapi radiasi. Penemuan organ baru ini telah membuka banyak kemungkinan dalam bidang biologi manusia.