Rusia dan AS akan Berpisah
- Asgardia.Space
VIVA Tekno – Era kerja sama erat antara Badan Antariksa Rusia Roscosmos dan NASA Amerika Serikat (AS) yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) akan segera berakhir.
Keputusan tersebut diumumkan oleh Kepala Roscosmos Yuri Borisov dalam sebuah pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dengan pengumuman ini maka Rusia akan resmi berhenti berpartisipasi dalam ISS setelah 2024, dan akan fokus pada pembangunan stasiun luar angkasa sendiri, seperti dilansir dari The Science Times.
Pengumuman ini mengguncang komunitas antariksa internasional dan menandai akhir dari salah satu kerja sama antariksa terlama dan terbesar dalam sejarah.
Sejak ISS pertama kali dikirim ke orbit pada 1998 – stasiun ini telah menjadi laboratorium antariksa internasional yang digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah, uji coba peralatan dan sebagai tempat tinggal untuk astronot dari berbagai negara.
Kepala Roscosmos Yuri Borisov mengkonfirmasi keputusan tersebut kepada Putin dalam pertemuannya. Dalam pertemuan tersebut, ia memberikan jaminan bahwa Rusia akan tetap memenuhi kewajibannya hingga akhir tahun depan sesuai dengan perjanjian internasional yang berlaku. Namun, setelah itu, Kremlin akan meninggalkan kerja sama ISS.
Keputusan ini merupakan langkah yang signifikan dan diperkirakan akan mempengaruhi dinamika kerja sama antariksa internasional. Selama puluhan tahun, ISS telah menjadi bukti nyata bahwa negara-negara dengan kepentingan politik dan ideologi yang berbeda dapat bekerja bersama di luar angkasa untuk tujuan ilmiah dan eksplorasi. Ini adalah pencapaian besar dalam sejarah penjelajahan antariksa.
Menurut Yuri Borisov, Rusia akan memprioritaskan pembangunan Stasiun Orbital Rusia (ROSS) setelah meninggalkan ISS. Namun, rencana perpisahan ini juga menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana masa transisi akan diatur. Sebelum ISS berakhir, akan ada masa transisi yang kompleks, di mana pengelolaan stasiun dan tanggung jawabnya harus dialihkan.
Sebelumnya, mantan direktur Roscosmos, Dmitry Rogozin, telah menyebutkan perlunya periode transisi antara ISS dan ROSS. Meskipun rencana terinci mengenai waktu dan mekanisme transisi belum diumumkan, hal ini menciptakan tantangan tambahan dalam merencanakan akhir kerja sama yang sangat sukses ini.
Dampak keputusan ini juga akan dirasakan oleh mitra internasional lainnya yang terlibat dalam ISS, termasuk NASA. Badan antariksa Amerika Serikat telah berkomitmen untuk menjaga stasiun tersebut beroperasi hingga tahun 2030. Dengan langkah Rusia untuk meninggalkan kerja sama setelah 2024, ini mungkin memunculkan pertanyaan tentang bagaimana tanggung jawab pengelolaan ISS akan dibagi selama periode transisi.
Kerja sama antariksa internasional, khususnya di ISS, telah membawa manfaat besar dalam penelitian ilmiah, teknologi, dan diplomasi antar negara. Sementara pengumuman ini menandai akhir era kerja sama ini, juga menjadi tonggak dalam sejarah eksplorasi antariksa yang akan membuka babak baru bagi penjelajahan luar angkasa di masa depan.