Alasan Kenapa Kita Sering 'Ngidam' Camilan Manis Usai Makan Berat

Ilustrasi makanan manis.
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta – Tampaknya semua orang pernah mengalami hal ini: beberapa jam setelah makan makanan berat, baik makan siang atau makan malam, kita biasanya “ngidam’’ untuk menyantap makanan atau camilan manis seperti dessert es krim atau sepotong kue coklat.

Seni Pembuatan Dessert Jepang Wagashi dan Yogashi, Secantik dan Seenak Apa?

Meskipun kebiasaan ini mungkin tampak tidak berbahaya, makanan ini bisa saja mengandung gula, lemak, kalori, dan bahan tambahan berbahaya seperti gula jagung tinggi fruktosa, yang telah dikaitkan dengan obesitas dan kondisi lainnya.

Para ahli mengatakan bahwa mungkin ada beberapa alasan untuk perasan “mengidam ini”, seperti kekurangan nutrisi, pola makan yang tidak seimbang, stres, dan bahan kimia tertentu di otak.

Ini 5 Camilan Sehat dan Rendah Purin yang Baik bagi Penderita Asam Urat

Makanan Manis

Photo :
  • vstory
7 Camilan Sehat yang Aman Dikonsumsi Malam Hari dan Tidak Bikin Gemuk

Rasa lapar dan kenyang dipandu oleh hormon ghrelin dan leptin, yang memberi sinyal ke otak kapan waktunya untuk mulai atau berhenti makan. Namun, keinginan untuk makan bisa melampaui sinyal-sinyal ini.

Rachael Richardson, ahli diet dan pendiri Nutrolution, mengatakan bahwa pola makan tertentu mungkin menjadi penyebabnya.

Ciri khas diet keto misalnya adalah membatasi karbohidrat secara drastis. Tanpa itu, kita mungkin akan mendambakan makanan manis yang banyak mengandung karbohidrat seperti permen dan gula.

“Orang yang mengikuti diet keto mungkin menginginkan sesuatu yang manis untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya,” katanya, melansir Daily Mail Health, Senin, 30 Oktober 2023.

Kurangnya asupan nutrisi, seperti karbohidrat, juga dapat menyebabkan rendahnya gula darah, sehingga membuat kita semakin menginginkan camilan manis.

Richardson juga mengatakan bahwa jika kita mengonsumsi makanan manis segera setelah makan malam, hal itu mungkin mengindikasikan kekurangan vitamin seperti zinc, zat besi, kalsium, dan magnesium.

Magnesium, misalnya, membantu mengatur produksi insulin sehingga menjaga gula darah tetap stabil. Tanpa magnesium yang cukup, gula darah bisa turun, sehingga menyebabkan keinginan untuk makan makanan penutup.

Alasan lainnya bisa jadi adalah rasa kenyang yang spesifik secara sensorik (SSS), yang juga dikenal sebagai 'perut pencuci mulut'.

SSS adalah saat makan makanan tertentu menjadi kurang nikmat karena membuat kita mejadi kenyang dan tidak nyaman, seperti begah.

Namun, mengonsumsi makanan lain yang mungkin jarang kita temui, seperti permen atau kue, tidak dikaitkan dengan perasaan kenyang yang tidak nyaman, sehingga membuat kita cenderung ingin makan lebih banyak.

Indera perasa pun menjadi terbiasa dengan makanan yang dikonsumsi secara bergiliran, namun variasi hidangan penutup membuat kita semakin rela menyantapnya.

Kita mungkin juga mendambakan makanan manis karena bahan kimia yang membuat kita merasa nyaman dilepaskan ke otak, seperti serotonin dan dopamin.

Makanan manis mengaktifkan sistem penghargaan otak, yang disebut sistem dopamin mesolimbik, yang menyebabkan neuron melepaskan banyak dopamin.

Hal ini memberi tahu otak bahwa pengalaman tersebut positif, yang mana memperkuat perilaku tersebut setiap kali kita selesai makan.

Allyson Brigham, ahli diet dari Rumah Sakit Regional Los Robles di California, mengatakan: “Bahan kimia tertentu di otak, seperti serotonin, terkait dengan suasana hati. Permen dapat memicu pelepasan serotonin, membuat kamu merasa lebih bahagia dan rileks,” jelas Brigham.

“Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang beralih ke makanan manis sebagai bentuk penghargaan atau kenyamanan di penghujung hari.”

Mengonsumsi gula berulang kali di penghujung hari dapat menyebabkan otak membangun toleransi dan membutuhkan lebih banyak makanan manis untuk mendapatkan aliran dopamin dan serotonin yang sama.

“Seiring berjalannya waktu, makan sesuatu yang manis setelah makan malam bisa menjadi perilaku yang biasa. Otak kita membentuk asosiasi kebiasaan, dan tubuh kita mulai mengharapkan makanan manis ini sebagai bagian dari rutinitas malam,” lanjut Brigham.

Stres dan tekanan emosional juga dapat menyebabkan keinginan untuk makan makanan penutup yang manis, karena mendapatkan lebih banyak serotonin dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan cemas atau depresi.

Ilustrasi konsumsi permen dan makanan manis berlebih

Photo :
  • Freepik: wayhomestudio

Mendapatkan lebih banyak variasi nutrisi saat makan malam dapat meredam keinginan tersebut. “Pastikan makan malam kamu mencakup keseimbangan protein, serat, dan lemak sehat untuk meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi keinginan makan setelah makan.” jelas Brigham.

Richardson juga merekomendasikan untuk mengganti permen atau es krim dengan buah-buahan manis, seperti buah beri, yang dicampur dengan yogurt Yunani atau mentega almond. Makanan ini mengandung sedikit gula tetapi juga kaya akan protein dan serat yang akan membuat kita kenyang lebih lama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya