Cincin Emas dengan Tulisan Asma Allah Ditemukan di Tepi Barat
- Hebrew University of Jerusalem
Yerusalem – Arkeolog menemukan cincin emas dengan batu biru yang bertuliskan "Mashallah” dalam tulisan bahasa Arab dan prasasti teks “Doa Daud” di sebuah biara yang berlokasi 11 mil (sekitar 17 kilometer) tenggara Yerusalem di Tepi Barat.
Dilansir VIVA Tekno dari Live Science, cincin emas tersebut berdiameter lebih dari 1 sentimeter dan kemungkinan dibuat untuk seorang anak.
Cincin emas tersebut bergaya penulisan menunjukkan bahwa tulisan ditulis sekitar 1.300 tahun yang lalu. Namun, belum jelas siapa yang sebenarnya mengenakan cincin emas tersebut.
Sementara parasati teks teks “Doa Daud” diketahui berusia 1.500 tahun yang mencatat sebagian dari Mazmur 86. Teks tersebut ditulis dalam bahasa Yunani Koine, bahasa yang sering digunakan dalam salinan awal Perjanjian Baru, seperti yang disebutkan oleh tim dalam pernyataannya.
Teks ini diukir pada sebuah blok bangunan yang terletak di lantai biara dan memiliki gambar salib di atasnya. Bunyi teks tersebut ialah, "Yesus Kristus, peliharalah aku, karena aku miskin dan memerlukan," yang ternyata salah.
Mazmur sebenarnya mengatakan, "Dengarkanlah aku, ya Tuhan, dan jawablah aku, karena aku miskin dan memerlukan. Lindungi hidupku, karena aku setia kepada-Mu," seperti yang dijelaskan oleh para peneliti dalam pernyataan mereka.
Meskipun penulisnya menulis dalam bahasa Yunani, teksnya mengandung kesalahan tata bahasa, yang mengindikasikan bahwa bahasa ibu penulisnya adalah bahasa Semitik, kata para peneliti dalam pernyataan tersebut.
Biara kuno ini terletak di situs Hyrcania dan dibangun di atas reruntuhan benteng berusia 2.100 tahun yang dibangun oleh dinasti penguasa Yahudi, Hasmonean, yang menguasai wilayah tersebut pada saat itu. Biara ini dibangun pada tahun 492 dan diberi nama Kastellion, atau "Istana Kecil," dalam bahasa Yunani kuno, sesuai dengan pernyataan tersebut.
Pada saat biara ini dibangun, wilayah ini merupakan bagian dari Kekaisaran Bizantium, yang menguasai wilayah dari Balkan hingga Mesir. Pada tahun 635, Kekhalifahan Rashidun (yang beragama Islam) menaklukkan wilayah ini, tetapi biara tetap beroperasi, temuan arkeolog menunjukkan.
Telah ada penyelidikan arkeologi singkat di biara sebelumnya, tetapi ini adalah ekskavasi ilmiah berdampak besar pertama kalinya, kata tim tersebut. Ekskavasi di situs ini dan analisis sisa-sisanya masih berlangsung.