Uniknya Ubur-ubur, Enggak Punya Otak tapi Lebih Pintar

Ubur-ubur surai singa.
Sumber :
  • W.carter/Wikimedia

VIVA Tekno – Ubur-ubur jauh lebih pintar meski hanya memiliki 1.000 sel saraf dan tidak ada otak terpusat, ungkap penelitian baru. Studi menunjukkan bahwa ubur-ubur kotak Karibia yang beracun dapat belajar pada tingkat yang jauh lebih kompleks dari yang pernah dibayangkan.

Hadirkan Inovasi untuk Indonesia, 4 Peneliti Perempuan Raih Penghargaan L’Oreal - UNESCO For Women in Science 2024

Dalam Jurnal Current Biology ilmuwan menyebut bahwa hewan itu telah mengubah pemahaman mendasar kita tentang otak – dan dapat mengungkap lebih banyak tentang otak kita dan proses demensia.

Ubur-ubur telah ada selama lebih dari 500 juta tahun, namun hingga kini, mereka dianggap sebagai makhluk sederhana dengan kemampuan belajar yang sangat terbatas.

Inspiratif, Nukila Evanty Menjaga Identitas dan Hak Suku Laut di Tengah Arus Modernisasi

Pendapat ilmiah yang umum adalah bahwa sistem saraf yang lebih maju sama dengan potensi belajar yang lebih maju pada hewan, seperti dikutip dari situs Metro, Selasa, 26 September 2023.

Ubur-ubur dan kerabatnya, yang secara kolektif dikenal sebagai cnidaria, dianggap sebagai hewan paling awal yang mengembangkan sistem saraf – memiliki sistem saraf yang cukup sederhana tanpa otak terpusat.

Working Memory Kasusnya Meningkat pada Anak, Kenali Sebab dan Solusinya

Ahli Neurobiologi Profesor Anders Garm telah meneliti ubur-ubur kotak, kelompok yang dikenal sebagai salah satu makhluk paling beracun di dunia, selama lebih dari satu dekade.

Spesies seukuran kuku ini hidup di rawa bakau Karibia, di mana mereka menggunakan sistem visual yang mengesankan, termasuk 24 mata, untuk berburu kopepoda – krustasea kecil – di antara akar-akarnya.

"Dulu, ada anggapan bahwa ubur-ubur hanya mampu melakukan bentuk pembelajaran yang paling sederhana, termasuk pembiasaan – kemampuan untuk terbiasa dengan rangsangan tertentu, seperti suara yang konstan atau sentuhan yang konstan,” kata Profesor Garm, dari Universitas Kopenhagen, Denmark.

Sekarang, peneliti melihat bahwa ubur-ubur memiliki kemampuan belajar yang jauh lebih baik dan mereka sebenarnya dapat belajar dari kesalahan. Ia mengatakan salah satu atribut paling canggih dari sistem saraf adalah kemampuan untuk mengubah perilaku sebagai hasil dari pengalaman – untuk mengingat dan belajar.

Saat ubur-ubur kotak kecil mendekati akar bakau, mereka berbalik dan berenang menjauh. Jika membelok terlalu cepat, mereka tidak akan punya cukup waktu untuk menangkap satu pun kopepoda. Namun jika terlambat, tanaman tersebut berisiko terbentur akar dan merusak tubuh agar-agarnya.

Garm menjelaskan bahwa menilai jarak sangat penting bagi mereka – dan tim peneliti menemukan bahwa kontras adalah kuncinya. "Percobaan kami menunjukkan bahwa kontras – seberapa gelap akar dibandingkan dengan air – digunakan oleh ubur-ubur untuk menilai jarak ke akar sehingga memungkinkan mereka berenang menjauh pada saat yang tepat,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya