Menggantungkan Hidup dari TikTok

Ilustrasi TikTok.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA Tekno – Platform video pendek TikTok diketahui memiliki program afiliasi, yang bisa diibaratkan seperti reseller untuk menambah penghasilan dengan modal seminim mungkin. Mereka akan mempromosikan produknya di platform asal China itu.

Baim Wong Cipika-cipiki Lalu Elus Kepala Nagita Slavina, Netizen: Suka Lo Im?

Dalam konten tersebut akan tersedia keranjang kuning sebagai petunjuk untuk konsumen yang akan membeli produk tersebut, mengarah langsung ke TikTok Shop. Di platform ini, promosi dan jualan bisa berlangsung dalam satu platform.

Pembeli juga dimudahkan, bisa dengan melihatnya dari keranjang kuning dan langsung terhubung ke TikTok Shop. Penjual juga bisa memantau aktivitas para affiliator dalam mempromosikan produk pedagang, misalnya dengan melihat kolom komentar yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas produk.

Peduli Kesadaran Kesehatan Mental, TikTok Gandeng WHO Luncurkan Program Literasi Generasi Muda

Hal ini, menurut sejumlah afiliator, tidak bisa ditemukan di tempat lain. Salah satunya Wenny Wijaya, yang mengaku bisa menambah penghasilan. Selain peningkatan dari sisi ekonomi, dirinya juga bertemu dengan rekan sesama dari berbagai latar belakang untuk meningkatkan kemampuan dalam menjadi content creator atau pembuat konten.

TikTok.

Photo :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah
Veronica Tan: TikTok Bisa Jadi Pedang Bermata Dua Bagi Kesehatan Mental Perempuan dan Anak

"Sejak bulan Agustus tahun lalu saya coba joint iseng-iseng jadi afiliator di TikTok Shop dan ternyata menghasilkan," ujar dia, dalam sebuah wawancara, Jumat, 15 September 2023.

Menurutnya, program ini bisa membantu ibu rumah tangga dalam mendapat penghasilan tambahan. Afiliasi bahkan bermanfaat untuk menyambung hidup dari masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi, misalnya pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Tapi, kini mereka tengah khawatir di tengah isu social commerce (s-commerce) yang mendapat larangan. S-commerce ditafsirkan sebagai media sosial dan e-commerce yang dijadikan dalam satu wadah. Pemilik Kiminori Kids, Andre Oktavianus, mengaku mendapat banyak pertanyaan soal isu pelarangan tersebut.

"Khawatir para affiliator karena anak masih pada kecil sedangkan penghasilan dari TikTok lumayan membantu. (Social commerce) Dibuat jualan karena banyak faktor yang tidak ada di tempat lain. Jadi, efek paling besar dari larangan ini adalah ke masyarakat," klaim Andre.

Abidzar Al Ghifari

Abidzar Al Ghifari Setuju dengan Poligami, Emangnya Mampu?

Abidzar menjelaskan bahwa sesuai ilmu agama Islam yang ia pelajari, memang berpoligami tidak dilarang dalam agama kecuali bagi orang-orang yang mampu saja.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024