Mengapa Seseorang Bisa Kecanduan?

Ilustrasi perempuan sedih.
Sumber :
  • Unsplash/Anh Nguyen

VIVA Tekno – Terkadang, kita melihat seseorang yang sepertinya tidak bisa berhenti melakukan sesuatu, entah itu mengonsumsi zat tertentu, bermain game, atau bahkan terlalu sering terpaku pada media sosial.

Cak Imin Dorong Kemensos Buka Posko-posko Pengaduan Judi Online

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa seseorang bisa kecanduan? Fenomena kecanduan telah menjadi perhatian utama dalam bidang kesehatan mental dan ilmu perilaku, karena dampaknya yang serius pada individu dan masyarakat secara luas.

Kecanduan adalah fenomena kompleks yang melibatkan interaksi antara berbagai faktor fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan.

Alasan Denny Sumargo Bawa Kamera saat Datangi Rumah Farhat Abbas, Ternyata Bukan Sekadar Dokumentasi

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa mengalami kecanduan, tergantung pada jenis kecanduan yang dimaksud (misalnya, kecanduan alkohol, narkoba, judi, game, atau media sosial).

Faktor utama yang dapat menyebabkan kecanduan sebenarnya adalah munculnya perasaan senang di otak. Hal itu karena tubuh, terutama otak mengenali sesuatu yang menyenangkan sehingga berharap selalu bisa mengulanginya.

Kenapa Judi Online Marak di Indonesia? Simak Analisis Mendalam Menurut Studi

Ilustrasi sedih.

Photo :
  • Pixabay/Masimba Tinashe Madondo

Berikut beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kecanduan:

1. Faktor Genetik: Predisposisi genetik dapat memengaruhi seberapa rentan seseorang terhadap kecanduan. Jika ada riwayat kecanduan dalam keluarga, seseorang mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecanduan.

2. Faktor Neurologis: Kecanduan dapat memengaruhi sistem reward dan motivasi di otak. Zona-zona otak seperti sistem dopamin memiliki peran penting dalam mengatur perasaan kenikmatan dan dorongan untuk mengulang perilaku tertentu yang menyebabkan rasa senang. Ketika seseorang terus-menerus melakukan perilaku kecanduan, sistem reward ini dapat berubah sehingga seseorang merasa sulit untuk berhenti.

3. Stres dan Gangguan Mental: Seseorang yang mengalami stres kronis atau memiliki gangguan mental seperti depresi atau kecemasan mungkin lebih rentan terhadap kecanduan. Mereka dapat menggunakan zat atau perilaku tertentu sebagai cara untuk mengatasi stres atau menghindari perasaan negatif.

4. Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial juga dapat berperan penting. Teman-teman, keluarga, atau lingkungan sekitar yang mendukung penggunaan zat atau perilaku tertentu dapat mempengaruhi seseorang untuk terlibat dalam kecanduan. Sebaliknya, dukungan sosial yang positif dapat membantu seseorang dalam pemulihan.

5. Sifat Substansi atau Perilaku: Beberapa zat atau perilaku memiliki potensi kecanduan yang lebih tinggi daripada yang lain. Misalnya, narkoba keras seperti heroin atau kokain dapat lebih adiktif daripada alkohol atau tembakau.

6. Kondisi Psikologis: Seseorang yang merasa kurang memiliki kontrol diri atau memiliki tingkat impulsivitas yang tinggi mungkin lebih rentan terhadap kecanduan.

7. Pengulangan: Penggunaan zat atau perilaku tertentu yang sering berulang dapat mengubah otak seseorang seiring waktu. Hal ini dapat mengarah pada perkembangan toleransi (perlu lebih banyak zat untuk mencapai efek yang sama) dan penarikan (munculnya gejala fisik dan emosional saat berhenti menggunakan zat atau melakukan perilaku tertentu).

8. Perasaan Kenikmatan Awal: Pengalaman awal yang menyenangkan saat menggunakan zat atau terlibat dalam perilaku tertentu dapat memicu keinginan untuk mengulanginya berulang-ulang.

Kecanduan seringkali merupakan hasil dari kombinasi beberapa faktor di atas. Penting untuk diingat bahwa setiap individu berbeda, dan tidak semua orang yang terpapar faktor-faktor tersebut akan mengalami kecanduan.

Pemahaman mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kecanduan dapat membantu dalam pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami kecanduan sesuatu yang negatif, sangat penting untuk mencari bantuan profesional.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat menyampaikan keterangan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024, jelang pengumuman susunan kabinet 2024-2029.

Cak Imin: Mental Korban Kecanduan Judi Online Makin Hancur jika Tidak Diintervensi

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyatakan mental korban kecanduan judi online makin hancur jika tidak diintervensi; makin lama, masalahnya makin sulit diselesaikan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024