Tips Merintis Profesi sebagai Content Creator
- VIVA/Misrohatun Hasanah
VIVA Tekno – Profesi pembuat konten atau content creator jadi ladang penghasilan baru bagi masyarakat Indonesia. Menurut data terbaru, ada 159 pembuat konten di Indonesia dengan jumlah follower lebih dari 10 juta di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.Â
"Kalau kita bisa menarik perhatian orang, view mereka bisa diubah jadi uang. Yang perlu dipelajari bagaimana cara mendatangkan views," kata video creator Yudha T. Rizkianto di Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2023.
Berasaskan pengalamannya, Yudha membagikan tips untuk menjadi seorang content creator.
Â
• Riset target audiens
Dalami media sosial tempat Anda ingin membagikan konten. Ini penting dilakukan untuk memiliki algoritma platform, menurut Yudha. Diperlukan konsistensi untuk dikenali audiens, baik dalam memproduksi konten maupun tipe konten, sehingga potensi konten disebar dapat menjadi lebih tinggi.
Selain wajib punya cerita yang menarik, konten sebaiknya direkam dalam format yang kompatibel dengan banyak perangkat, dengan font yang mudah dibaca dan ikon yang cukup besar.
• Ikuti tren
Mencari topik yang sedang tren bisa dengan memanfaatkan TikTok Creative Center, Twitter, Youtube, atau Google Trends.
• Temukan hook yang kuat
Konten yang menarik secara visual akan menciptakan penonton karena lebih mudah diingat, memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi, serta memberikan daya tarik estetik.
Untuk membuat visual yang memukau, fokuskan pada aspek-aspek seperti komposisi video, pencahayaan, warna, framing, dan menggabungkan grafik atau animasi yang relevan.
Kualitas visual konten bisa dicek dengan Samsung Galaxy Tab S9 Series yang sudah menggunakan layar Dynamic AMOLED 2X, membuat konten menjadi impresif, jernih dan hidup, dengan kontras yang tinggi serta warna-warna yang akurat.Â
Layar ini akan membantu seorang pembuat konten untuk melihat detail dalam video dengan lebih jelas, termasuk shadow dan highlight. Ini juga membantu user melihat warna asli konten dan membuat penyesuaian yang tepat ketika melakukan grading warna jika diperlukan.
Selain aspek visual, seorang content creator harus mampu bercerita dengan teknik storytelling. Video perlu diawali dengan hook yang kuat untuk menarik perhatian audiens.Â
Pada bagian tengah video, masukkan unsur konflik, tensi, atau suspense yang membuat audiens terus menonton. Lalu di akhir video, selesaikan konflik, sampaikan pesan, dan beri kesimpulan yang beresonansi dengan audiens.
• Maksimalkan aplikasi editing video profesional
Yudha sendiri memindahkan video mentah ke Galaxy Tab S9 Series untuk diedit menggunakan aplikasi LumaFusion. Aplikasi ini dapat membantu pengguna dalam mengedit video dan membuat transisi di antara dua klip (video, foto, title, atau audio).Â
"Transisi membantu story telling lebih mengalir, juga dapat digunakan untuk memperkenalkan dan berpindah ke scene berikutnya, atau transisi ke fade in atau fade out," jelasnya.
Di LumaFusion, banyak color preset yang telah tersedia dan dapat diatur dengan mudah. Pengguna bisa mencampurkan lebih dari satu warna untuk menciptakan color grading. User juga dapat mengimpor warna yang sudah di save sebelumnya (LUT), tanpa perlu khawatir menggunakan raw footage.
Efek warna lain yang dapat ditambahkan di antaranya seperti Vignettes (efek lebih gelap di bagian pinggir gambar), Invert (menambahkan efek kebalikan warna), sharpen dan unsharp mask (efek untuk mempertajam gambar), serta efek-efek lainnya.
LumaFusion juga membawa banyak pilihan transisi dan text template, hanya dengan drag and drop untuk membuat video yang lebih smooth.
• Pastikan audio jernih
Salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan dalam produksi konten adalah audio. Dengan Galaxy Tab S9 Series, pengguna akan disuguhkan quad speaker yang ditenagai oleh AKG dan Dolby Atmos.Â
"Ini dapat meningkatkan engagement penonton melalui penyampaian pesan, narasi, dan dialog yang jernih. Teknologi audio AKG ini dapat membantu content creator untuk mendapatkan audio yang berkualitas tinggi," kata Yudha.