Mandi Malam Hari Diklaim Menyebabkan Rematik, Mitos atau Fakta?
- Zheng Gu Shui
VIVA Tekno – Mandi malam telah menjadi kebiasaan populer di berbagai budaya selama bertahun-tahun. Selain memberikan rasa relaksasi setelah seharian beraktivitas. Namun, beberapa mitos telah beredar tentang kaitan antara mandi malam dan rematik.
Salah satunya adalah bahwa mandi malam, terutama jika airnya dingin, dapat memicu peradangan pada sendi dan akhirnya menyebabkan atau memperburuk rematik.
Namun, sangat penting untuk mengklarifikasi bahwa tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung klaim ini. Melansir Reumatologi, tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang menghubungkan mandi malam secara langsung dengan penyebab rematik.
Namun, suhu dingin atau perubahan suhu yang drastis dapat mempengaruhi kenyamanan sendi dan otot, terutama bagi orang yang sudah memiliki masalah sendi atau otot tertentu.
Hal ini dapat dijelaskan dengan perubahan tekanan atmosfer yang meningkatkan tekanan pada ruang sendi, suhu dingin menyebabkan terganggunya aliran sinovium dan menstimulasi nosiseptor saraf disekitarnya. sendi yang menyebabkan radang sendi menjadi nyeri dan/atau kaku.
Sementara rematik, atau biasa disebut arthritis, adalah kelompok penyakit yang melibatkan peradangan pada sendi atau jaringan sekitarnya. Penyebab utama rematik umumnya berkaitan dengan faktor genetik, sistem kekebalan tubuh yang terganggu, infeksi, atau faktor lingkungan tertentu.
Rematik adalah istilah umum yang mengacu pada berbagai jenis penyakit yang melibatkan peradangan pada sendi atau jaringan lunak di sekitarnya. Penyebab rematik sangat kompleks dan sering melibatkan interaksi antara faktor genetik, lingkungan, dan kekebalan tubuh. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memainkan peran dalam perkembangan penyakit rematik:
1. Faktor Genetik: Ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan riwayat penyakit rematik memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit serupa. Namun, genetika hanya menjadi salah satu faktor dan tidak menentukan sendiri apakah seseorang akan mengalami rematik.
2. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh: Dalam beberapa jenis rematik, seperti arthritis reumatoid, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh malah menyerang jaringan sendi. Ini menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan sendi.
3. Faktor Lingkungan: Beberapa faktor lingkungan, seperti infeksi virus atau bakteri tertentu, dapat memicu reaksi kekebalan tubuh yang akhirnya berkontribusi pada perkembangan rematik pada individu yang rentan. Paparan zat kimia tertentu juga dapat memainkan peran dalam pengembangan penyakit ini.
4. Usia: Risiko mengalami berbagai jenis rematik meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa jenis rematik, seperti osteoarthritis, cenderung lebih umum terjadi pada usia tua.
5. Stres dan Faktor Psikologis: Meskipun bukan penyebab langsung, stres dan kondisi psikologis tertentu dapat mempengaruhi gejala rematik. Stres yang berlebihan dapat memperburuk peradangan dan merusak respons kekebalan tubuh.