Bantu UMKM Lewat Revitalisasi Tempat Jualan Makanan dan Minuman

Ilustrasi air minum.
Sumber :
  • Pixabay/Bernd

Jakarta – Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut hanya dalam lima dekade air minum dalam kemasan (AMDK) telah berkembang menjadi 'sektor ekonomi utama dan berdiri sendiri'. Hal ini berdasarkan analisis literatur dan data dari 109 negara.

Institut Teknologi Sumatera Gandeng Akseleraksi Digitalisasi UMKM

PBB memaparkan bahwa industri AMDK telah mengalami pertumbuhan 73 persen dari 2010 hingga 2020. Penjualan produk ini diperkirakan hampir dua kali lipat pada 2030, atau dari US$270 miliar (Rp4.125 triliun) menjadi US$500 miliar (Rp7.639 triliun).

Lalu, ketika Tujuan Pembangunan Berkelanjutan disepakati pada 2015, maka diperkirakan investasi tahunan sebesar US$114 miliar (Rp1.741 triliun) diperlukan dari 2015 hingga 2030 untuk mencapai target utama, yakni air minum yang aman secara universal, untuk sekitar 2 miliar orang.

Pertamina Eco RunFest 2024, Dorong Pemberdayaan UMKM hingga Pertegas Komitmen Capai NZE 2060

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sudah 95,51 persen rumah tangga urban yang mengakses air minum layak pada 2022. Sedangkan, pada daerah rural persentasenya baru 84,93 persen.

Angka itu sebetulnya sudah meningkat dua kali lipat dibandingkan 13 tahun sebelumnya. Persentase rumah tangga yang dapat mengakses sumber air minum layak tercatat sebanyak 42,51 persen di perkotaan dan 45,85 persen di pedesaan pada 2010.

Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati

Regional Sales Director Danone-Aqua Area Jawa Barat Susetiyo mengaku berkomitmen untuk dapat menghadirkan kesehatan bagi masyarakat melalui produk air mineral yang berkualitas sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Salah satunya mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa berjualan dengan menyediakan makanan dan minuman yang lebih baik kepada konsumen lewat kerja sama antara Danone-Aqua dengan Pemerintah Kota Bandung dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin.

Kolaborasi ketiganya menyelenggarakan program revitalisasi area kuliner rumah sakit serta menyediakan lokasi usaha baru untuk 23 pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Prof. Dr Eyckman, Cipaganti, Bandung.

"Inisiatif ini bagian dari komitmen kami dalam mendukung misi Pemerintah Kota Bandung memberdayakan UMKM dengan menghadirkan lokasi berjualan yang layak dan aman bagi para PKL sekaligus menyediakan makanan dan minuman yang lebih bersih dan juga sehat," kata Susetiyo, dalam keterangan resminya, Senin, 28 Agustus 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya