Kotoran Paling Tua Ditemukan di Toilet Yerusalem

Tempat duduk toilet batu dari Armon ha-Natziv, Yerusalem.
Sumber :
  • Live Science

VIVA Tekno – Dengan menganalisis kotoran dari toilet era Alkitab di Yerusalem, para arkeolog telah menemukan bukti tertua parasit kecil yang menyebabkan diare menurut sebuah studi baru.

Benjamin Netanyahu Akui Bertanggung Jawab atas Ledakan Pager Massal di Lebanon

Parasit mikroskopis protozoa Giardia duodenalis dapat menyebabkan disentri, infeksi usus yang menyebabkan diare berdarah parah dan sering disertai kram perut juga demam. 

Penelitian baru yang diterbitkan pada 26 Mei di jurnal Parasitologi menunjukkan bukti tertua protozoa ini ada di kotoran manusia lebih dari 2.500 tahun yang lalu, menurut laman Live Science, Jumat, 25 Agustus 2023.

Prancis Berang gara-gara Pegawai Penegak Hukumnya Ditahan Israel di Yerusalem

Para peneliti menemukan bukti adanya G. duodenalis di bawah dudukan toilet batu yang sebelumnya ditemukan di dua situs besar, kemungkinan merupakan tempat tinggal elit yang berasal dari abad ketujuh hingga keenam SM. 

Balok batu tersebut memiliki permukaan melengkung untuk duduk, lubang tengah yang besar untuk buang air besar, dan sebuah lubang yang lebih kecil, yang mungkin digunakan untuk buang air kecil dan terletak di atas lubang pembuangan. 

Demo Besar Pecah di Israel Usai Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant

Karena toilet kuno tersebut masih berada di lokasi aslinya, muncul peluang unik bagi para spesialis untuk mengidentifikasi mikroorganisme di dalam kotoran.

Penelitian sebelumnya mengenai saluran pembuangan limbah telah mengungkap telur-telur dari cacing cambuk, cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita, yang menunjukkan bahwa praktik sanitasi Zaman Besi masih kurang.

Tempat duduk toilet batu dari Armon ha-Natziv.

Photo :
  • Live Science

Untuk menyelidikinya, tim peneliti dari Universitas Cambridge, Universitas Tel Aviv dan Israel Antiquities Authority membuktikan bahwa mereka dapat mengidentifikasi keberadaan parasit penyebab diare menggunakan teknik yang disebut ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay), yang dapat mendeteksi antigen.

Para peneliti mengambil satu sampel dari limbah di Rumah Ahiel, terletak tepat di luar tembok kota Yerusalem dan tiga sampel dari limbah di Armon ha-Natziv, sekitar 1 mil (1,6 kilometer) selatan kota. 

Dengan menggunakan peralatan ELISA, mereka mendeteksi antigen unik dalam sampel tinja yakni protein dinding kista yang diproduksi dan dilepaskan oleh G. duodenalis.

G. duodenalis adalah parasit kecil berbentuk buah pir yang menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi kotoran orang atau hewan yang terinfeksi. 

Organisme ini mengganggu lapisan pelindung usus manusia, sehingga memungkinkannya mendapatkan akses terhadap nutrisi di sana. 

Kebanyakan orang yang terinfeksi G. duodenalis sembuh dengan cepat tanpa antibiotik. Namun, karena parasit menembus lapisan usus, bakteri dan organisme lain juga dapat masuk sehingga berpotensi membuat seseorang sakit parah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya