AI Mau Saingi Kemampuan Nabi Sulaiman AS

ChatGPT.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Tekno – Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) digadang-gadang bisa membantu manusia berbicara dengan hewan. Kemampuan yang hanya dimiliki oleh Nabi Sulaiman AS.

Maestro Teknologi Ingatkan AI Akan Kuasai Manusia

Model bahasa AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) menjadi ahli dalam kemampuan bicara layaknya manusia. Setelah kesuksesan itu, banyak yang bertanya-tanya apa yang diperlukan AI untuk berbicara dengan hewan.

Dua ahli neurobiologi mendiskusikan jawabannya dalam esai baru yang diterbitkan di Current Biology, menurut laman Science Alert, Selasa, 22 Agustus 2023.

BI Dorong UMKM Manfaatkan Teknologi AI

Sebagai penghormatan kepada tes Turing – yang memberikan ambang batas kecerdasan manusia dalam mesin – Yossi Yovel dan Oded Rechavi dari Universitas Tel Aviv, Israel memperkenalkan apa yang mereka sebut sebagai 'tantangan Doctor Dolittle'.

Tantangan ini memerlukan model 'bahasa' besar berbasis AI untuk mengatasi tiga kendala utama saat berkomunikasi dengan hewan.

Wow! Ini Dia 10 Inovasi Gila-Gilaan yang Akan Mendominasi 2025

Hal ini harus menggunakan sinyal komunikatif hewan itu sendiri. Hewan tidak boleh mempelajari sinyal baru, seperti anjing yang merespons perintah manusia.

Itu harus menggunakan sinyal-sinyal dalam berbagai konteks perilaku, tidak hanya selama kawin atau situasi mengancam, seperti para ilmuwan yang memainkan alarm burung untuk memanggil kembali burung.

Mereka harus menghasilkan respons terukur pada hewan seolah-olah berkomunikasi dengan sejenis binatang yang mirip dengan dirinya sendiri, bukan mesin.

Ilustrasi hewan rusa.

Photo :
  • Pixabay/rainhard2

Lebah madu misalnya, yang melakukan tarian waggle untuk berkomunikasi dengan koloni tentang lokasi makanan. Para ilmuwan telah berhasil 'meretas' pengetahuan ini dan menciptakan robot lebah yang dapat merekrut lebah lain dengan gerakannya dan mengarahkan mereka ke tempat tertentu.

Ini memenuhi tantangan Doctor Dolittle pada poin pertama dan ketiga. Namun, tarian ini hanya berfungsi untuk konteks yang satu ini. Ilmuwan masih belum bisa menanyakan apa yang diinginkan lebah atau bagaimana perasaannya.

Selain itu, kita mungkin tidak akan pernah bisa berkomunikasi dengan hewan pada tingkat yang diinginkan oleh banyak pemilik hewan peliharaan atau pecinta hewan.

Meskipun suatu saat algoritma dapat memberi tahu bahwa kucing peliharaan kita sedang mengekspresikan rasa cinta atau frustrasi, mungkin tidak ada cara untuk menanyakan bagaimana perasaannya.

Seperti pendapat filsuf Ludwig Wittgenstein, bahkan jika seekor singa dapat berbicara, ilmuwan tidak dapat memahaminya.

“Data ini perlu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam algoritma AI jika diminta untuk memecahkan kode tersebut, namun kami bahkan tidak yakin jenis data lain mana yang perlu dicatat,” kata penulis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya