Ini Biang Kerok Mengapa Alien Sulit Ditemukan
- NASA
VIVA Tekno – Alien yang tidak dapat menyalakan api menjadi alasan mengapa kita tidak bisa menemukannya di alam semesta, menurut gagasan peneliti dalam sebuah makalah baru.
Studi menunjukkan bahwa kehidupan di planet ekstrasurya rendah oksigen tidak akan mampu menghasilkan pembakaran – sebuah langkah penting dalam pengembangan teknologi manusia.
Sederhananya tanpa api, manusia tidak akan menjadi seperti sekarang ini, menurut situs Metro, Kamis, 17 Agustus 2023.
Tentu saja, manusia tidak 'menemukan' api – itu terjadi secara alami – tetapi bukti menunjukkan bahwa manusia pertama kali mempelajari cara mengendalikannya antara 300.000 hingga 400.000 tahun yang lalu.
Berkat para pionir pembakaran itu, ini memungkinkan peradaban awal untuk melebur dan membentuk logam yang mengarah ke Zaman Perunggu, kemudian Zaman Besi. Selama ribuan tahun, ini menghasilkan penemuan mesin pembakaran internal, sebuah revolusi dalam sejarah.
Beberapa juga berpendapat bahwa memasak makanan menyebabkan perluasan di otak kita, yang selanjutnya memungkinkan perkembangan manusia yang luar biasa.
Intinya, tanpa api, tidak ada masa depan yang indah. Tapi kenapa tidak bisa dilakukan di planet lain?
Percobaan laboratorium telah menunjukkan bahwa atmosfer dengan kadar oksigen di bawah sekitar 18 persen tidak memungkinkan terjadinya pembakaran sepenuhnya.
Bahkan jika kehidupan memang ada di tempat lain, tidak peduli seberapa pintar mereka, kemungkinan besar alien tidak akan pernah mampu mengembangkan teknologi yang cukup canggih untuk menemukan kita atau membantu kita menemukan mereka.
"Anda mungkin memiliki cukup oksigen di atmosfer planet ekstrasurya untuk memiliki kehidupan multisel yang kompleks, tetapi Anda mungkin tidak memiliki cukup oksigen untuk memulai pembakaran," kata rekan penulis studi, Amedeo Blabi.
Ilmuwan University of Rome, bersama rekan penulis Adam Frank dari University of Rochester di New York mengatakan alasan ini membuat peradaban maju belum menemukan kehidupan di luar Bumi - dan pada gilirannya berpotensi memecahkan paradoks Fermi
Dinamai menurut fisikawan Italia-Amerika Enrico Fermi, yang pada suatu hari saat makan siang pada tahun 1950 mengajukan pertanyaan 'di mana semua orang?' Ini karena mengacu pada perbedaan antara kurangnya bukti kehidupan ekstraterestrial lanjutan dan kemungkinan keberadaannya, mengingat skala alam semesta belaka.
Di sisi lain, ada juga kemungkinan terlalu banyak oksigen yang membuat hidup sama sulitnya dengan tidak cukup.
Menurut para ahli, kadar oksigen antara 18,5 persen hingga 21 persan masuk kategori ideal. Tetapi jika konsentrasinya naik di atas 30 persen, kemungkinan meluasnya kebakaran yang menghancurkan kehidupan akan sangat tinggi karena pembakaran akan sangat mudah.
"Kami baru mulai mencari atmosfer planet kebumian. Ini adalah hal yang menarik," kata Frank.Â