Fenomena Astronomi selama Agustus, dari Supermoon hingga Hujan Meteor

Oposisi Planet Saturnus.
Sumber :
  • Langit Selatan

VIVA Tekno – Bulan Agustus ini akan ada berbagai fenomena astronomi, di antaranya seperti hujan meteor Perseid, Bulan Purnama Perigee atau Bulan Super dan planet Saturnus yang sedang oposisi.

Saksikan Bulan Purnama Tak Biasa Nongol untuk Terakhir Kali Nanti Malam

Mengutip dari situs Langit Selatan, pada Rabu, 2 Agustus 2023, Supermoon akan terjadi dua kali dalam satu bulan, yakni pada dini hari tadi serta di akhir bulan nanti atau 31 Agustus 2023.

Kemudian 16 Agustus akan masuk fase Bulan Baru jadi waktu yang tepat untuk pengamatan. Saat itu langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Pengamat langit bisa melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. 

Cahaya Misterius Hilir Mudik 2 Hari di Langit Malam

"Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan," tulis Avivah Yamani.

Saat itu satelit alami Bumi ini akan masuk fase apogee atau titik terjauh Bulan dari Bumi dengan jarak 406.634 km. Lalu pada 30 Agustus, Bulan akan berada di perigee atau mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 357.181 km.

Hunter Moon Hiasi Langit Indonesia Malam Ini

Pada 31 Agustus, Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Fenomena blue moon.

Photo :
  • http://altovart.blogspot.com/2014/05/fenomena-blue-moon-bukan-hanya-nama.html

"Bulan Purnama kedua ini dijuluki masyarakat sebagai Bulan Biru atau Purnama kedua dalam satu bulan atau purnama ke-4 dalam satu musim (berdasarkan 4 musim). Selain itu, Bulan Purnama di penghujung Agustus ini jaraknya masih belum terlalu jauh bergeser dari perigee sehingga bisa dikategorikan Bulan Purnama Perigee," jelasnya.

Hujan meteor Perseid yang berasal dari debu komet Swift-Tuttle akan mencapai puncaknya pada 13 Agustus. Fenomena ini telah dimulai sejak 14 Juli kemarin dan akan berakhir pada 1 September.

Di malam puncak diperkirakan akan ada 100 meteor melintas setiap jam dan tampak datang dari rasi Perseus. Untuk lokasi pengamatan yang bebas polusi cahaya, pengamat bisa menyaksikan setidaknya 50-75 meteor setiap jam. 

Rasi Perseus terbit tengah malam, pukul 00:16 WIB dari arah timur laut. Bulan sabit yang terbit dini hari pada pukul 03:30 WIB tidak akan jadi faktor pengganggu perburuan meteor.

Hujan meteor Perseid

Photo :
  • Stellarium

Kemudian, planet Saturnus akan berada di posisi terdekatnya dengan Bumi pada 27 Agustus. Saat oposisi, Saturnus akan berada pada jarak 8,76 SA dengan diameter piringan 19 detik busur. 

Saturnus mencapai posisi tertinggi pukul 23:51 WIB dengan ketinggian 85 derajat. Planet yang berada di rasi Aquarius akan tampak lebih terang dibanding waktu lainnya dengan kecerlangan 0,4 magnitudo. 

"Gunakan teleskop dan kamera untuk memotret planet cincin ini. Cincin Saturnus akan tampak miring 9 derajat terhadap arah pandang pengamat," katanya.

Ilustrasi hujan meteor.

Akan Muncul Cahaya Misterius Malam Ini hingga Menjelang Fajar

Puncak Hujan Meteor Leonids terjadi pada 17 November malam hingga 18 November 2024 menjelang fajar.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024