Harga Paket Berlangganan Spotify Naik Jadi Segini

Spotify.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tekno – Spotify telah menaikkan harga untuk paket premiumnya di beberapa negara termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, karena perusahaan streaming musik tersebut ingin meningkatkan profitabilitas dalam ekonomi yang tidak pasti.

Pongki Barata Ungkap Keresahan Terhadap Hak Cipta Melalui Lagu Derita Pencipta

Berdasarkan email yang dikirim perusahaan untuk pelanggan, harga Premium Individual akan berubah dari Rp49.990 per bulan menjadi Rp54.990 per bulan.

"Kami menaikkan harga Premium Individual agar kami bisa terus berinvestasi dan berinovasi pada penawaran dan fitur produk kami, serta memberikan pengalaman terbaik," tulis mereka dalam pemberitahuan email, Selasa, 25 Juli 2023.

Aruma Tak Menyangka, Video Kenangannya Semasa SMA jadi Viral

Tarif baru ini akan berlaku pada penagihan bulan November. Praktis pelanggan masih membayar tarif lama hingga bulan Oktober 2023.

Spotify dalam beberapa bulan terakhir telah bergerak untuk meningkatkan margin dengan ratusan PHK dan restrukturisasi unit podcast, yang telah dibangunnya dengan investasi miliaran dolar.

Layanan Keuangan 2025: Walmart Pay dan Apple Card Vs. Bank Tradisional

Spotify.

Photo :
  • Pixabay

Kenaikan harga terjadi pada saat layanan streaming, baik audio maupun video, berada di bawah tekanan investor untuk meningkatkan profitabilitas setelah bertahun-tahun memprioritaskan pertumbuhan pengguna.

Layanan saingan dari Apple, Amazon.com dan Tidal ini mengalami kenaikan harga tahun ini. YouTube juga diketahui menaikkan harga minggu pada paket premium bulanan dan tahunannya di AS untuk pertama kalinya sejak layanan berlangganan diluncurkan pada 2018.

Spotify, yang telah mengindikasikan pada bulan April akan menaikkan harga pada tahun 2023, juga telah menaikkan harga di 46 negara tahun lalu.

Pada bulan Januari, raksasa streaming tersebut mengatakan telah memangkas sekitar 600 pekerjaan atau 6 persen dari tenaga kerjanya, mengakui telah berkembang terlalu cepat selama pandemi.

Salah satu Pendiri dan Kepala Eksekutif perusahaan, Daniel Ek mengatakan dia terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya