Wanita yang Mengaku Kejatuhan Meteorit Diragukan Kebenarannya
- Dailyhunt
VIVA Tekno - Dalam sebuah kisah yang mulai viral, seorang wanita Prancis menggambarkan bagaimana dia terluka saat ditabrak batu dari luar angkasa. Tetapi para ahli berpendapat bahwa semuanya tidak seperti yang terlihat.
Makalah itu menunjukkan gambar dugaan dari batuan luar angkasa yang berwarna hitam dan memiliki ujung tajam. Astronom Observatoire de Paris, Jeremie Vaubaillon , menjelaskan bahwa batu yang tergambar jelas bukan dari luar angkasa.
"Dari gambar, jelas menunjukkan ini bukan meteorit ! Batuan ini memiliki terlalu banyak sudut untuk menjadi meteorit. Selama penerbangannya di atmosfer , batuan awal akan meleleh karena plasma super panas di sekitarnya," kata Vaubaillon.
Lebih lanjut dia menyuruh kita untuk membayangkan sebuah es batu mencair yang akan membuatnya tidak memiliki potongan sudut yang tersisa. Hal yang sama akan terjadi pada meteorit saat melewati atmosfer.
Batu itu juga memiliki permukaan yang menggelembung dan tidak beraturan. Fitur ini umum terjadi pada batuan vulkanik karena gelembung lahar yang membeku saat batuan cair mendingin dengan cepat.
Sebaliknya, batuan luar angkasa yang melewati atmosfer Bumi cenderung memiliki permukaan yang halus karena panas yang dialami dan pencairan yang ditimbulkannya, seperti yang dicatat oleh Vaubaillon.
Hanya sedikit orang yang meragukan tentang sesuatu yang menimpa wanita Prancis itu pada 6 Juli. Tapi Vaubaillon bukan satu-satunya ahli yang menyatakan keskeptisannya tentang batu yang diduga datang dari luar angkasa.
Francois Colas , seorang astronom dengan jaringan pengawasan langit Fireball Recovery and InterPlanetary Observation Network ( FRIPON ), menjelaskan ketika sebuah meteorit jatuh dari langit, ia cenderung tiba di permukaan dengan kecepatan sekitar 186 mph atau 300 kilometer per jam).
"Jadi jika batu 6 Juli itu adalah meteorit, seharusnya atapnya rusak saat menabrak. Tapi itu tidak bisa terjadi di sini," kata Colas , dikutip dari situs Space , Rabu, 19 Juli 2023.
Selain itu, FRIPON mempertemukan langit di atas Prancis untuk melihat kilatan cahaya yang disebabkan oleh meteor. Tapi tidak ada yang terdeteksi di area tersebut pada 6 Juli. Jika ini adalah batu di luar angkasa , kemungkinan objek juga terlewatkan oleh pengamat langit lainnya.