Hacker China Berhasil Jebol Akun Email Pemerintah

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • Getty Images

Jakarta – Peretas atau hacker China dipastikan secara diam-diam mengakses akun email milik 25 organisasi penting di negara Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS), demikian menurut laporan Microsoft.

Kunker ke Cina hingga AS, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp294 Triliun

Microsoft tidak mengatakan organisasi atau pemerintah mana yang sudah dijebol tapi kelompok hacker China itu sudah menargetkan entitas penting di negeri Benua Biru dan Paman Sam.

"Microsoft telah menghubungi semua organisasi yang ditargetkan atau dikompromikan secara langsung melalui admin penyewa di negara mereka dan memberi mereka informasi penting untuk membantu mereka menyelidiki dan segera merespons," kata pernyataan di situs web perusahaan, melansir DW.

Tolak Surat Perintah ICC Tangkap PM Israel Netanyahu, AS: Tergesa-gesa, Meresahkan

Microsoft.

Photo :
  • U-Report

Microsoft mengatakan grup tersebut, yang diidentifikasi sebagai Storm-0558, memalsukan token otentikasi digital untuk mengakses akun webmail yang berjalan di layanan Outlook perusahaan.

Puluhan Tewas, Rusia Bom Kota Timur Ukraina dengan Rudal Balistik Antarbenua

Dilaporkan bahwa kegiatan tersebut ternyata telah dimulai pada bulan Mei. Namun, pelanggaran terdeteksi beberapa minggu kemudian ketika pelanggan mengeluh kepada Microsoft tentang aktivitas email yang tidak normal.

Mengutip pernyataan dari pejabat AS, Washington Post melaporkan bahwa Storm-0558 juga meretas akun email tidak rahasia yang terkait dengan pemerintah AS.

AS telah mendeteksi pembobolan rekening pemerintah federal "dengan cukup cepat" dan berhasil mencegah pembobolan lebih lanjut, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam wawancara dengan televisi ABC.

Meski begitu, pihak China membantah dan menyebut laporan Microsoft itu sebagai "disinformasi", mengatakan bahwa tuduhan itu dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari aktivitas dunia maya di AS.

"Tidak peduli lembaga mana yang mengeluarkan informasi ini, itu tidak akan pernah mengubah fakta bahwa Amerika Serikat adalah kerajaan peretas terbesar di dunia yang paling banyak melakukan pencurian data di dunia maya," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin saat melakukan pengarahan rutinnya.

“Sejak tahun lalu, organisasi keamanan siber China dan negara lain telah mengeluarkan banyak laporan yang mengungkap serangan siber di China oleh Pemerintah AS dalam jangka waktu yang lama, tetapi AS belum memberikan tanggapan sejauh ini,” tambahnya lebih lanjut.

Hacker.

Photo :
  • Unsplash

Bulan lalu, perusahaan keamanan siber milik Google, Mandiant, mengatakan pihaknya mencurigai peretas China yang didukung negara telah membobol jaringan ratusan organisasi sektor publik dan swasta secara global dengan menggunakan lubang keamanan di alat keamanan email yang populer.

Awal tahun ini, Microsoft mengatakan hacker China yang didukung negara menargetkan infrastruktur penting AS. Ia menambahkan bahwa China dapat meletakkan dasar teknis untuk mengganggu komunikasi kritis antara AS dan Asia selama krisis di masa depan.

Gedung kongres Amerika Serikat, Capitol.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Sejak genosida dimulai, AS telah memberikan lebih dari 18 miliar dolar AS (Rp286,2 triliun) dalam bentuk senjata kepada pemerintah Israel, kata anggota Kongres.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024